Judul : TOXIC LEADER
Penulis : Anthony Dio Martin
Ukuran : 17 x 18 Cm
Tebal : 162 Halaman
Mungkin kita pernah mendengar bahkan membaca buku yang sempat fenomenal, yaitu buku MY STUPID BOS. Buku yang national best seller serta dibuat dalam beberapa sequel. Bahkan ada satu sequel buku yang berisikan cerita kekesalan pribadi dari para fans pembacanya kepada atasannya. Lucu memang, tapi tanpa disadari secara tidak langsung itu menunjukan banyaknya bos atau atasan yang tidak becus di kantor.
Ibarat sebuah pepatah, ikan membusuk selalu dimulai dari kepalanya. Demikian juga kesejahteraan dan kehancuran suatu organisasi sangat ditentukan oleh para pemimpinnya. Ironisnya banyak pemimpin organisasi ataupun atasan dikantor yang tidak sadar kalau diri mereka bermasalah, tidak berkompeten.
Parahnya mereka malah menunjuk dan menuduh orang lain yang bermasalah, seolah tidak sadar bahwa mereka lah sumber masalah yang sebenarnya !!.
Anda bingung bagaimana menghadapi atasan yang bermasalah atau begitu sangat menyebalkannya?. Kini telah terbit buku TOXIC LEADER karya terbaru Bpk. Anthony Dio Martin, The Best EQ Trainer Indonesia.
Buku dengan jumlah 155 halaman ini diterbitkan bukan bertujuan untuk memojokkan ataupun melabel
para leader Perusahaan. Buku ini lebih memotret situasi dan konteks pemimpin yang bermasalah di Indonesia. Buku ini tidak seperti pada umum buku – buku lainnya. Dilengkapi dengan banyak sharing kisah
pribadi, humor, kasus serta gambar karikatur yang membuat para pembacanya lebih mudah membaca
dan memahami isi buku ini.
Pada bagian awal dari buku ini, Anda akan membaca tentang statistic yang pernah ada mengenai soal
bos yang payah !. Tahukah Anda para Leader, bahwa 75 % karyawan keluar ataupun pindah karena tidak
tahan lagi dengan atasannya. Mereka pindah dikarenakan memiliki seorang Toxic Leader.
Dengan menganalogikan seperti berbagai jenis binatang untuk memudah pemahaman, Anda mengenali beberapa jenis penggolongan Toxic Leader. Diawali dengan Toxic Leader yang “ Politikus”, “ Tukang
Tembak”,” Roller Coaster”, dan terakhir Toxic Leader yang “ Misterius”.
Dari beberapa analogi Toxic Leader diatas, Mereka semua memiliki kesamaan ciri – ciri sebagai toxic
leader. Selanjutnya dipetakan 7 ciri – ciri utama yang bisa dilekatkan pada seorang Toxic Leader.
Seorang atasan yang dikategorikan sebagai toxic Leader bukanlah orang yang apresiatif alias menghargai hasil karya bawahannya. Atasan ini senang mengklaim hasil kerja bawahannya serta menjadikan
hasil kerja anak buahnya, seakan – akan hasil kerjanya sendiri. Inilah fakta memilukan yang seringkali
terjadi didalam dunia kerja. Kadangkala, kita melihat ada Toxic Leader yang melejit dengan begitu cepat dalam kariernya. Dibalik prestasinya, Leader tersebut malah melupakan,mengabaikan,menyepelekan
orang – orang yang turut berjasa,membantu kesuksesan dirinya. Boleh Dikatakan leader tersebut memiliki
gaya manajemen “ totem Pole”.
Akibat dari manajemen “ Totem Pole”, mengakibatkan kehadiran leader tersebut dirasakan negative
oleh bawahannya. Mereka pun lebih sering berkomentar “ rasanya lebih enakan ya kita kerja tanpa kehadiran bos kita disini. Kalau dia ada disini, kita semua malah stress “.
Sadar atau tidak, seorang Toxic Leader menciptakan suasana kerja yang sangat tidak menyenangkan
sama sekali. Kondisi kerja menjadi tidak kondusif. Itulah ciri kedua dari Toxic Leader.
Selanjutnya pada ciri yang ketiga, selain memberikan Vibrasi yang negative, ia tidak suka pada bawahan yang terlalu kritis . Baginya karyawan yang banyak bertanya dianggap sebagai bentuk perlawanan
kepadanya. Namun sebaliknya, para Toxic Leader ini sangat senang jikaa dikelilingi karyawan yang “ Yes
Man” atau Karyawan ABS, Asal Boss Senang. Sikap ini lah yang biasa disebut sebagai sikap senang akan
Loyalitas Buta – blind loyality.
Selain menyukai karyawan yang “ Yes man”, para Toxic leader ini pun juga kerap kali akan menggunakan berbagai perasaan yang negative untuk memanipulasi karyawannya sehingga dia mendapatkan apa
yang diinginkannya. Leader seperti ini membuat karyawannya bekerja dengan menciptakan lingkungan
atau pun situasi kerja sehingga karyawannya merasa terancam, takut, terbebani oleh kewajiban tertentu,
rasa bersalah yang besar. Dalam kecerdasan Emotional, istilahnya adalah Emotional Blackmail.
Perfomansi kinerja seorang Toxic Leader dalam waktu jangka pendek akan kelihatan bagus. Dia menunjukan performance sebagai leader yang baik. Namun sebenarnya perfomansi kinerja dan kontribusi yang
diberikan ternyata hanyalah manis diawal saja. Bila dilihat pada waktu jangka panjang, ternyata hasilnya
justru memburuk. Manajemen tidak tahu kalau hasil yang dicapai si toxic leader itu dicapai dengan menelan banyak korban dan tekanan psikologis diantara karywan. Manajemen sering dikelabui olehnya.
Pada ciri ke lima ini juga akan dijelaskan 4 sikap SOK dari seorang Toxic Leader yang membuat kinerja
menurun.Sikap SOK Tahu, Sikap SOK Sibuk, Sikap SOK Suci, Sikap SOK ngatur.
Dua ciri Terakhir dari sikap seorang Toxic Leader adalah Sikap tidak jelas, tidak jujur, tidak terang – terangan, banyak menyembunyikan fakta.Informasi yang ada tidak disampaikan secara jujur, tetapi justru diubah, dimanipulasi sedemikian rupa sehingga orang tertipu ataupun salah persepsi mengenai apa yang disampaikan. Akibat dari pimpinan yang tak transparan, para karyawan pun akan tidak ada lagi trust dengan pemimpinnya. Hubungan kerja pun tidak lagi otentik dan sulit terbentuknya team work yang solid. Dengan demikian penyelesain masalah menjadi rumit dan berbelit – belit dan pada akhirnya performa kinerja menurun.
Selain sikap yang tidak transparan kepada karyawannya, para Toxic Leader pun akan menghalalkan segara cara. Demi mencapai sebuah tujuan, mereka akan membenarkan cara – cara tertentu meskipun banyak pihak yang dikorbankan.
Demikianlah 7 ciri – ciri toxic leader di jelaskan secara ringkas, tanpa bertele – tele dan disertai beberapa kasus contoh nyata dalam dunia kerja yang mendefiisikan apakah seorang leader termasuk dalam kategori sebagai Toxic Leader.
Diakhir bab dari Buku Toxic Leader ini, akan dibagikan tips bagaimana kita menyikapi Toxic Leader di
tempat kerja.
Jumat, 07 Agustus 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar