Smart Emotion RadioTalk

HR Excellency.

ELT,PLT Trainers Meet

MWS Indonesia.

with Abdul and the Coffee Theory

Seminar Kecerdasan Emosi bersama Suara Pembaruan.

Great Trainer in Action

ELT Certification Workshop.

Jumat, 09 November 2012

Be My HERO!

Be My HERO!

Inspirasi HARI PAHLAWAN 10 November 2012

"Anda yang melewati segala tantangan, kesulitan dan penderitaan. Melewatinya dengan hati berdarah-darah. Tetapi kemudian muncul lagi dengan kepala tegak. Sebenarnya, Anda telah menjadi seorang PAHLAWAN".
 











 

Pahlawan Masa Dulu dan Sekarang!
Sejarah selalu mengajari dan menghibur kita dengan kisah kepahlawanan yang dramatis. Mereka yang bertempur, mereka yang mengorbankan nyawanya, mereka yang dengan gagah berani berjuang untuk sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. Demi bangsa. Sungguh tindakan yag sangat heroik. Bayangkan mereka rela meninggalkan keluarga, berdiri dengan senjata, tak menghiraukan bahaya bahkan nyawanya. Kebayang nggak, kalau sekarang ini, kita dituntut untuk melakukannya? Membawa senjata, trus tiarap diantara desingan peluru yang setiap saat bisa mengambil nyawa kita. Bagi saya, SUNGGUH TAK TERBAYANGKAN untuk melakukan hal seperti itu!
 
Namun dimasa sekarang, rasanya bagi kita akan sulit untuk menemukan pahlawan seperti itu lagi. Apalagi, di era sekarang tidak ada lagi pertempuran dan peperangan di Tanah Air kita. Ini, bukan lagi masa perang dimana orang melihat profil pahlawan seperti dalam cerita sejarah. Makin sulit untuk melihat seorang pahawan yang mengangkat senjata, berjuang hiup dan amti demi tanah airnya. Masa perang telah lama usai.
 
Tetapi...masih bisakah kita melihat PAHLAWAN dalam kehidupan kita sehari-hari? Yang jelas, kita semua sadar bahwa hal-hal yang perlu diperjuangkan, terus-menerus akan tetap muncul dan tetap ada. Kita semua masih punya mimpi, punya harapan dan punya perjuangan dalam diri kita dan kita menginginkan kehidupan dan kondisi yang lebih baik. Dan itulah sebenarnya yang diperjungkan oleh PAHLAWAN MASA SEKARANG ini.

 
Inilah Pahlawan Masa Sekarang!
Seorang Ibu yang kehilangan suaminya. Tetapi, penuh tekad membesarkan anak-anaknya sendirian. Berjuang, dan bersusah payah sehingga anaknya bisa bersekolah dan sukses. Dan si Ibu itu sama sekali tidak mengeluh. Bukankah Ibu itu layak disebut sebagai pahlawan?

Atau seorang pimpinan yang berusaha sekuat tenaga menyelamatkan bisnisnya. Karena tahu bahwa ia sedang memberi makan bagi puluhan dan ratusan orang. Dengan niat yang tulus ia berjuang! Bukankah ia pun dapat disebut sebagai PAHLAWAN? Khususnya bagi karyawan-karyawannya.
 
Seorang pejabat yang duduk di DPR. Sementara koleganya banyak terlibat dalam poyek palsu, jalan-jalan fiktif dan terbiasa menerima suap. Namun, dengan tegar ia tegak diatas prinipnya. Tidak ingin makan dari uang yang bukan haknya. Tidak ingin memberikan makan kepada keluarganya dengan uang haram yang bukan miliknya. Sekalipun, untuk itu ia harus berkeringat dingin melawan semua godaan maupun cibiran dari rekan-rekannya, serta terus memperjuangkan sesuatu yang baik bagi masyarakat melalui ide dalam undang-undang yang dihasilkannya. Bukankah ia tepat disebut PAHLAWAN?

 
Let’s Be A Hero!
Let's become a HERO. Menjadi Pahlawan, bukan dengan hal-hal yang spektakuler tetapi dengan melewati segala kesulitan, masalah, penderitaan kita tanpa mengeluh. Sementara, kita sendiri mengorbankan diri kita untuk sesuatu yang lebih baik bagi diri kita maupun orang-orang yang kita kasihi. Itulah bentuk kepahlawanan sederhana. Demi suatu tujuan yang mulia. Sehingga kita pun bisa menjadi teladan bagi orang disekitar kita. Sebab saya sendiri percaya sekali bahwa kepahlawanan sebenarnya dimulai dari keteladanan.
 
Dalam salah satu sharing tentang tokoh inspirasipnal yang mengubah kehidupan mereka, seorang remaja berkata, “Saya kagum dengana ayahku. Posisinya biasa-biasa saja kalau dibandingkan dengan bapak teman-temanku yang lain. Tapi bapakku selalu menciumi dan mengantarkanku ke sekolah dengan motor bututnya. Ayahku tak kenal lelah bekerja di warungnya dan selalu tersenyum dan suka bercerita dengan para pelanggannya. Pulangnya ia berusaha menemaniku belajar, meskipuna ia sendiri tidak bisa mengajari saya. Dialah PAHLAWAN-ku"
 
Ketika mendengarkan sharing anak remaja tersebut, saya hanya merenung, bagaimanakah anak-anakku kelak bisa menyebutku sebagai Pahlawannya? Apakah aku akan disebut sebagai pahlawannya? Bagaimanakah caranya agar aku bisa menjadi pahlawan bagi mereka? Keteladanan dan nilai-nilai apakah yang bisa kuwariskan.?
 
Semoga dengan perjuangan, talenta dan perbanan kecil yang sehari-harinya kita lakukan, kita bisa menjadi PAHLAWAN bagi orang disekitar kita.

Selamat merayakan HARI PAHLAWAN!

*tweet: @anthony_dmartin
*fanpage: www.anthonydiomartin.com/go/facebook

Rabu, 07 November 2012


MENJADI PAHLAWAN MASA DEPAN:
MENJADI PAHLAWAN YANG MENGUBAH HIDUP ORANG
DENGAN PENDEKATAN EQ!
(Smart Emotion Radio Talk, Kamis 8 Nov'12)

 
Sebentar lagi, kita akan merayakan hari Pahlawan, 10 November. Apakah definisi Pahlawan masa sekarang dan masa depan? Yang jelas bukan lagi mereka yang berperang tetapi yang memberikan inspirasi dan mengubah kehidupan orang! Maukah Anda menjadi PAHLAWAN MASA DEPAN?

 
Anabel Jansen, pendiri Six Seconds International yang mempopulerkan workshop Kecerdasan Emosional di seluruh dunia dan mengubah banyak orang, mengatakan, “Saya gagal hidup di dunia ini kalau saya tidak meninggalkan jejak bagi dunia yang lebih baik”. Nah, pertanyaan yang sama saya ajukan, apakah yang akan Anda tinggalkan bagi dunia ini?

 
Salah satu, misi yang bisa Anda lakukan untuk meninggalkan dunia yang lebih baik adalah dengan menjadi PAHLAWAN yang bermanfaat bagi dunia ini, sebelum Tuhan memanggil Anda. Nah, ada banyak hal yang bisa dilakukan. Ada yang melakukan dengan meninggalkan hartanya, ada yang melakukan kegiatan sosial, badan amal serta yayasan karya sosial dan ada pula yang meninggalkan dalam bentuk buku, tulisan ataupun kata-kata yang menginspirasi.

 
Kali ini, Anda akan diinspirasikan soal bagaimana menjadi PAHLAWAN mengubah orang dengan pendekatan Kecerdasan Emosional. Ada kisah soal Paul Wiend, seorang bankir yang bertobat setelah menciptakan dan membuat banyak kesalahan. Ada kisah soal Steve Jobs yang membuat pendekatan yang lebih manusiawi setelah pernah dikeluarkan dari perusahaan yang dibangunnya. Ada pula kisah soal Joshua Freedman, salah seorang trainer Kecerdasan Emosional terkemuka di dunia yang mengubah kehidupan banyak orang dengan pendekatannya, setelah mengalami masa kecil yang suram.

 
Di tengah-tengah banyaknya tawuran, kekerasan, perkelahian dan penyelesaian masalah degan kekerasan  dan adu fisik, kali ini, dalam radiotalk kali ini kita akan diinspirasikan soal bagaimana kita biasa jadi PAHLAWAN khususnya bagi diri kita dan orang disekitar kita dengan pendekatan Kecerdasan Emosional.

 
Simak pembahasan dan penuturannya oleh The Best EQ Trainer Indonesia, Bp.Anthony Dio Martin, pada Kamis ini 8 November 2012 jam 7.00-8.00 WIB.  Hanya di SmartFM!

Senin, 05 November 2012

Jangan Sepelekan Hal Kecil

JANGAN SEPELEKAN HAL YANG KECIL

 "Jangan menyepelekan hal kecil, justru keberhasilan maupun malapetaka, bisa bermula dari hal yang kecil"

Seperti diilustrasikan oleh gambar ini, I REALLY LOVE IT! 
Let's Eat Granpa...
Ternyata seharusnya adalah...
Let's Eat, Granpa
Beda artinya jauh banget.
Yang satu ajakan memakan kakeknya, yang satu lagi ajakan kepada kakeknya untuk makan.

Ini contoh kesalahan dengan tanda baca yang kelihatan sepele banget, tapi akibatnya....maknanya bisa jadi begitu jauh berbeda.

Nah, hal yang sama seringkali berlaku dalam kehidupan kita juga bukan?
Hal yang kecil dan sepele, ternyata bisa membuat Anda menjadi sukses ataupun menciptakan malapetaka. Bener lho!

Saya pernah mengalami, karena memperhatikan hal yang kecil, maka saya berhasil sukses menjual training saya. Waktu itu, saya hanya mengeluarkan kertas tisu untuk mengelap air es yang menetes ke bawah. Saya bilang, "Bisa membuat tergelincir!". Ternyata hal ini justru yang berkesan bagi HR Director yang mendengarkan presentasi saya. He was so impressed with me and he bought my idea!

Begitu pula, kita lihat ada kapal yang karam hanya kaena lubang yang kecil. Ataupun kita melihat orang yang miskin dan tidak pernah punya tabungan karena membiarkan pengeluaran-pengeluaran kecil yang tidak pernah terkendali.

Jadi....janganlah sering menyepelekan hal-hal yang kita anggap kecil. Justru hal-hal kecil inilah yang seringkali mengungkapkan seberapa besarnya diri kita!
 
Twitter: @anthony_dmartin
 

 

Kamis, 01 November 2012

Cracking The "Un-Emotio​nally Intelligen​t Organizati​on"


Smart Emotion Radiotalk, Bp Anthony Dio Martin, 1 Nov 2012

Cracking The "Un-Emotio​nally Intelligen​t Organizati​on"


 
Kekecewaan terhadap organisasi ternyata mengarah ke terbentuknya group group mantan karyawan didalam media social. Ada group Facebook berjudulnya cukup “mengerikan”: Dengan Penuh Kecewa, Saya Bertekad Untuk Membalas Dendam Kepada Perusahaan! Belum lagi komentar di blog:Penuh Kecewa, 9 tahun dianggap Sampah…., tekad: membalas dendam dan…..lawan!

 
Biasanya kalau hanya menyangkut personal seseorang, paling dia mengomel. Tapi kalau sudah dalam bentuk kelompok……something is wrong! Mereka merasa didzolimi!

Steven J. Stein menulis buku “7 Keys To An Emotionally Intelligent Organization” mengulas tentang organisasi yang cerdas amosi.


Ciri organisasi yang cerdas emosinya:
1.     Karyawannya mencintai pekerjaannya.
2.     Perusahaan memberikan kompensasi yang pantas, sebagai penghargaan kepada karyawannya.
3.     Tidak memberi beban kerja yang berlebihan (overwork/ overutlized), atau membiarkan karyawannya menganggur (underwork/underutilized)
4.     Membangun tim yang kuat dengan tujuan bersama dan dengan visi yang jelas
5.     Memperlakukan orang dengan respek, tidak menghina. Mengembangkan talenta unik yang dimiliki karyawan.
6.     Pimpinannya mampu mengelola dan pantas menjadi role model.
7.     Melakukan berbagai hal baik secara proactive, untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik, yang memenangkan hati dan pikiran orang-orang yang bekerja untuknya (to win the hearts and minds of their people).
Perusahaan tidak hanya focus pada target, omzet,tapi juga suasana lingkungan kerja. Bagaimana membuat supaya perusahaan bisa menjadi rumah kedua buat karyawan sehingga mereka menjadi betah.
Percaya gak, ada beberapa perusahaan besar yang tergolong kurang cerdas secara emosional? Diantaranya: Hewlett-Packard (HP), Hertz (perusahaan sewa mobil, dengan banyak gelar MBA, gak tahu tapi sok tahu soal bisnis, memaksakan goal yang tidak masuk akal), GameStop (hanya fokuc pada jualan, gak peduli orang), Rober Half International (RHI, tarifnya mahal tapi bayaran ke karyawan rendah, dengan beban kerja yang tinggi), dst. Ada 11 perusahaan yang dianggap kurang bagus untuk tempat kerja, menurut majalah 24/7 Wallstreet (August 2012 – “The 11 Worst Companies To Work For In America”)
Bagaimana ciri-ciri perusahaan yang tidak cerdas emosinya?
Ciri-ciri Perusahaan Yang Tidak Cerdas Emosinya (Unemotionally Intelligent ):
1.     People = Product. Orang diperlakukan seperti produk, barang, sampah (bisa dibuang sewaktu waktu), gak boleh sakit, cuti, kerja nonstop seperti robot. Pelit, tidak mau investasi untuk pengembangan karyawan, training. (Bahkan untuk meninggalpun harus minta ijin dulu….kata Mbak Riri).
2.     Blackmail. Mengancam, untuk memaksa orang bekerja. Kalau menolak perintah, akan dipecat. “Satu orang dipecat, 1000 orang akan datang melamar pekerjaan”.
3.     No Trust. Hampa kepercayaan, yang ada hanya rasa curiga. Terjadi konflik, baik terbuka maupun terselubung. Omongannya tidak bisa dipegang, berubah setiap saat. Emotional bank account nya minim kalau tidak minus.
4.     Artificial Relationship. Hubungan palsu, hanya sekedar basa basi, saling sapanya kaku, tidak ada rasa kekeluargaan yang tulus.
5.     Menjilat dan menginjak. Menjilat keatas, menginjak ke bawah. Menyepelekan bawahan. Ini merupakan bagian dari sistim yang diciptakan.
6.     NATO: No Appreciation, Talk Only. Hanya bisa berjanji tanpa mampu menepati. Tidak ada penghargaan sama sekali, imbalannya tidak setimpal.
7.     Kambing Hitam dan Kambing Congek. Kambing hitam: saling lempar tanggung jawab kalau terjadi masalah. Kambing Congek: karyawan gak boleh bertanya, harus nurut. (“Pokoknya…..!”). Karyawan kritis disingkirkan.
 
Untuk membangun perusahaan yang cerdas emosi, diperlukan pimpinan dan trainer yang mengenal dan menguasai kecerdasan emosi. Untuk mencerdaskan emosi perusahaan, ini ada jalan keluarnya:
 
Global EQ Certification (International)
26-30 November 2012 (COO SixSeconds, Joshua Freedman, Anthony Dio Martin)
Registrasi: 0213862521
Note: Investasinya tidak murah, sesuai dengan kualitas sertifikasinya. Biayanya sangat tidak seberapa dibandingkan dengan besarnya manfaat yang akan diperoleh oleh perusahaan.
 
Tips Menghindari “Un-Emotionally Intelligent Organization” :
1.     Jangan hanya focus kepada angka, target tanpa menghargai prosesnya, hubungannya (kualitatif). Perusahaan bisa kehilangan orang orang bagus karena situasinya rapuh.
2.     Rayakan pencapaian pencapaian kecil dan sederhana, supaya tidak monoton.
3.     Adakan survey secara berkala, tentang kepuasan karyawan. Supaya lebih objektif, bisa gunakan pihak ketiga yang netral.
4.     Buat Kotak Saran sebagai sarana untuk memberi masukan. Hargai mereka yang memberi masukan, walaupun sarannya kurang berarti.
5.     Atasan harus bisa menjadi role model.
6.     Bangun jalur komunikasi serta pertemuan informal (ledek2an, BB Group, Email)
7.     Bangun EQ team, yang mengimplementasikan EQ (Skunk Work - idenya Cary Charniss & Daniel Goleman dalam buku “The Emotionally Intelligent Workplace”)
 
Diskusi Telpon.
Tergantung sistim atau orangnya? (Bp Denny). ADM: Underlying value SixSeconds: Emotion drives people, people drives performance. System, organisasi adalah “benda”. Orang dibelakang itulah yang menentukan. Mereka yang membentuk kondisi. Kondisi buruk akan mempengaruhi orang.   
 
Fasilitas bagus tapi tetap tidak puas. (Bp Sigit). ADM: Salah satu dari 7 hal diatas adalah sudut pandang berbeda. Bagusnya beri mereka kesempatan untuk belajar. Jangan hanya terpaku pada ukuran target, omzet, dsb, tapi juga harus cukup memakai ukuran kualitatif seperti hubungan, suasana.
 
SMS/ Twitter.
IQ atau EQ?  ADM: IQ butuh, tapi tidak cukup, IQ harus plus EQ.
Organisasi kecil: keluarga (Bp Andri Kesuma). Dalam keluarga, anak bungsu biasanya underdog. Dia perlu buktikan dengan berjuang.
Bertahan di perusahaan kurang cerdas? ADM: 2 pertanyaan:
1. apakah dirimu masih bisa belajar sesuatu? Masih bisa berkembang, walau kondisi parah?
2. Apakah Anda sedanga menyelesaikan suatu proyek penting yang belum diselesaikan?
Setelah tuntas terjawab keduanya, Anda bisa putuskan, apakah tetap bekerja atau memecat organisasimu.
Mudah marah, EQ parah? ADM: Berpikirlah selalu dengan consequential thinking. Pikirkan apa yang akan dilakukan, apa akibatnya. Ini akan mengurangi efek efek yang tidak diharapkan.
Keluar dari suasana tidak kondusif. ADM: Lebih baik coba dulu melalui kolaborasi dengan teman teman se ide, siapa tahu ada yang bisa diperbaiki. Apa yang bisa dilakukan? Ada peserta yang setelah ikut EQ, dia mulai menggerakkan organisasi, mengumpulkan teman teman dengan berbagai aktifitas seperti bedah buku, dan mereka berhasil mengubah suasana kerja. Mereka menyalakan lilin harapan. Tapi kalau badainya terlalu besar, nyala lilin akan padam…..yuk tariiiiik!
 
Indonesian Family Forum.
Oleh: Bambang Syumanjaya, Arvan Pradiansyah, Ayah Edi, Anthony Dio Martin
3 November 2012
Nafiri Convention Center, Central Park Jakarta
Para Guru boleh ikut gratis! (untuk orang tua, investasinya Rp 220,000, atau Rp 55,000 per orang pakar top…….mana ada forum semurah itu untuk pakar beken ‘kan? Harga itu hanya untuk yang daftar hari ini saja.)
Untuk mendaftar, kirim sms ke 0855 884 1515: Reg (spasi) nama. 
Registrasi: 021 45853535.
Keterangan lengkap bisa dilihat di:
 
Komentar Serius
·       Apapun alasannya, mantan karyawan harus mau melihat sesuatunya dengan fair tentang mantan perusahaan tempat dia bekerja. Apakah yakin tidak ada hal positive, pengalaman, ilmu, yang diperoleh?
·       Kalau kita menuntut perlakuan yang fair, bukankah kita juga patut memperlakukan orang lain, termasuk ex perusahaan dengan adil?
·       Dengan pengalaman pahit pun tetap ada manfaatnya, misalnya melatih adversity quotient kita, ketangguhan kita menghadapi situasi sulit (atasan sulit, perusahaan sulit).
·       Mari bayangkan bagaimana keluarga kita bisa makan dari gaji yang diberikan perusahaan.
·       Kemana hilangnya rasa syukur kita……?
·       Bila kita bisa blame, kita juga harus bisa frame……(membangun, membentuk)

Training Case Study: Pentingnya EQ Bagi Para Praktisi Bisnis Farmasi Kalbe Group

Bagaimana Kalbe Group Menyadari Pentingnya Program Kecerdasan Emosional bagi Para Leadernya?
Workshop “EQ at Work” Kalbe Group Angkatan ke-X, tanggal 23-24 Oktober 2012 di D’Agape Residence

Workshop “EQ at Work” angkatan ke-X kembali diberikan tahun ini oleh para Master Trainer EQ untuk Kalbe Group di daerah Gadog, tepatnya di D’Agape Residence. Workshop 2 hari yang diikuti oleh 31 peserta dengan latar belakang dari berbagai unit bisnis Kalbe serta berbagai fungsi yang berbeda ini merupakan angkatan ke-10 dari sekian kali workshop “EQ at Work” yang pernah dilakukan untuk Kalbe Group.

"Kalbe Group menyadari bahwa perusahaan-perusahaan Global di dunia sudah banyak yang mengadakan program Kecerdasan Emosional, sebagai syarat bagi para leadernya. Tetapi, di Indonesia, program Kecerdasan Emosional masih belum melembaga. Kalbe Group ingin jadi salah satu perusahaan "pioneer" yang mencetak para leader yang cerdas dalam hal kemampuan strategi bisnis dan pencapaian target, tetapi hubungan dan interaksi pun terjaga!"
Itulah komentar yang melatarbelakangi diberikannya Kecerdasan Emosional bagi para leadernya. Dan kali ini, telah memasuki angkatan yang ke-10.

Dari proses pembelajaran selama di kelas, peserta tampak sangat antusias mengikuti setiap pembelajaran yang dilakukan. Tidak jarang mereka bertanya bahkan mensharingkan pengalaman mereka berdasarkan apa yang sering kali mereka alami dan ini membuat pembelajaranpun semakin dalam dan mengena. Metode workshop yang tidak monoton serta gaya pengajaran para trainer yang dinamis membuat workshop ini semakin menarik. Bahkan tidak berhenti sampai di situ saja, masing-masing peserta juga diberikan kesempatan untuk melakukan konseling pribadi dengan para konselor handal untuk membahas hasil assessment EQ mereka. Tidak tanggung-tanggung, peserta mendapatkan 3 hasil assessment untuk mendukung profil EQ mereka.

Akhirnya, peserta pun pulang dengan semangat untuk bisa mengaplikasikan Kecerdasan Emosional dari tim trainer EQ HR Excellency. Tentu saja dari Group Kalbe sendiri berharap agar setiap materi yang diaplikasikan bisa membuat hidup masing-masing peserta menjadi lebih efektif dan ujung-ujungnya membuat hidupnya dan orang-orang disekitarnya lebih bahagia dan antusias. Be a high EQ Leader!

EQ Training Case Study: Professional Development Program BCA Finance


Bagaimana Training Kecerdasan Emosional HR Excellency Membangun Mental Karyawan Pemula di BCA Finance?
Training EQ at Workfor PDP Angkatan IX & X BCA Finance, 23-25 Oktober 2012 


Tanggal 23-25 Oktober 2012,  Team Master Trainer EQ HR Excellency (Bp. Anthony Dio Martin, Bp Max Sandy, Ibu Dian Marrdi Riupassa, Bp Gideon Surya) kembali memimpin program Training “EQ at Work” bagi para calon karyawannya yang masuk melalui jalur Professional Development Program (PDP). Training ini merupakan Training yang ke-9 kalinya. Karena pada angkatan kali ini, dua angkatan sekaligus digabung, yakni Angkatan 9 serta 10.  Total, terdapat 21 peserta dari program PDP yang terseleksi secara ketat ini. Training yang dilaksanakan pada tanggal 23-25 Oktober 2012 ini diadakan di Kantor Pusat BCA Finance, Pondok Indah.
 
Apa yang menarik yang bisa dipelajari dari BCA Finance dengan Program "EQ at Work" ini? Strategi BCA Finance sederhana: akan lebih mudah kalau karyawan sejak awal diberikan pemahaman mengenai EQ. Para peserta Professional Development Program (PDP) ini adalah karyawan yang terseleksi lewat jalur khusus serta termasuk fast track. "Mereka pintar, IQ tinggi, itu sudah sangat jelas. Tetapi, kadangkala kepintaran itu mesti diikuti dengan kemampuan EQ yang baik.", begitulah penjelasan dari BCA Finance. Dan, untuk melatih dan mengembangkan  kecerdasan emosional para karyawan baru inilah, mereka mempercayakan kepada HR Excellency. Dan dengan melihat hasilnya, telah 9 kali diadakan program semacam ini untuk para karyawan barunya.  
 
Dari komentar peserta, materi yang diberikan sangat membantu mereka dalam menghadapi tantangan di dunia kerja yang masih baru bagi mereka. Bahkan bukan hanya itu, materi ini pun membantu mereka untuk mengatasi persoalan-persoalan pribadi. Metode pelatihan serta gaya mengajar para Master Trainer EQ yang dinamis dan variatif  serta penuh dengan contoh-contoh yang aplikatif membuat training ini menjadi sangat berkesan dimata mereka. Sebelum training berakhir peserta dibuat semakin yakin pada kemampuan dirinya sendiri terutama karena dorongan motivasi yang muncul dari kekuatan emosi.
 
Harapannya, dengan jalur karir mereka yang cepat, tatkala mereka menjadi leader, mereka bukan saja memiliki pengetahuan teknis yang baik, tetapi juga non teknis termasuk kemampuan people skills yang dipelajari dari program ini. Be a Smart Emotion Worker!

Rabu, 31 Oktober 2012


Smart Emotion Radiotalk Kamis, 1 November 2012 jam 7.00 – 8.00

Cracking The “Un-Emotionally Intelligent Organization”

 

Betul! Ada perusahaan yang cerdas emosinya, ada pula yang tidak cerdas emosinya.

Di atas papan slogan, semua perusahaan pasti mengatakan bahwa mereka menghargai karyawan maupun customernya. Tetapi, kita tahu…tidak semua sungguh melakukannya.

Bahkan belakangan ini, muncul hate group, atau kelompok pembenci yang berisi mantan lulusan dari perusahaan tertentu yang rajin berkumpul dan membicarakan soal keburukan organisasinya.
Mereka mengkritik, menjelekkan bahkan punya dendam kesumat kepada organisasi dimana mereka dulunya pernah bekerja.

Pertanyaan kita: “kok sampai segitu-gitunya? Begitu parahnyakah organisasi itu?”
Nah, dalam perbincangan radiotalk yang menarik soal Kecerdasan Emosional kali ini , Bp. Anthony Dio Martin, The Best EQ Trainer Indonesia akan mengupas dan menginspirasi Anda soal: 7 Tanda-tanda perusahaan yang kurang cerdas emosinya.

Apakah simtom-simtomnya itu?
Kenalilah dan hindarilah organisasi Anda dari praktek-praktek kecerdasan emosional yang lemah ini.

Dengarkan dan ikutilah hanya di Smart Emotion Radiotalk Kamis ini tgl 1 November 2012, jam 7.00 sd 8.00 wib. Hanya di SmartFM

Selasa, 30 Oktober 2012

Can You Really Relax?


Orang mengatakan, “Sangat tidak gampang untuk menjadi orang yang sibuk”. Tetapi, kenyataannya seringkali terbalik: sangatlah tidak gampang untuk menjadi orang yang relaks. Makanya, dalam berbagai tulisan tentang Zen dikatakan, hal paling sulit adalah menenangkan diri, diam serta menikmati apa yang ada disekitar kita saat ini. Mindfulness, itu istilahnya.

Saya suka gambar kartun ini, karena mengejek banyak orang termasuk mengejek saya pula (bener lho!), yang terkadang pergi piknik bersama keluarga, masih memboyong laptop dan kerjaan. Dan beberapa kali terjadi dalam masa liburku, ketika anak-anak mulai tertidur, maka saya pun mulai membuka laptop dan bekerja. Padahal, sehari-harinya, waktu mereka telah saya ambil tatkala seharusnya saya bersama dengan mereka, tetapi ada meeting, ada training, ada pertemuan dengan klien, sehingga kepentingan mereka diabaikan.

Ada prinsip menarik dari orang Jepang yang saya kenal “Work hard, play harder”. Ketika kerja, mereka serius tapi ketika mereka harus beristirahat, mereka sungguh menikmatinya. Pelejaran kali ini sebenarnya sederhana, belajarlah menikmati liburan dan saat rileks kita. Banyak orang disekitar kita yang tampak stress, nggak rileks dan sulit untuk santai. Apakah Anda termasuk yang mudah rileks ataukah justru stress ketika diminta untuk rileks (actually, saya menuliskan hal ini untuk mengingatkan diri saya sendiri pula). Karena, terus terang, saya pun orang yang kadangkala tidak terbebas sepenuhnya dari dosa “sulit untuk bersantai” ini.
When You Are “BUSY”, Do You “PRODUKSI”?

Semutpun sibuk!
 
Sorry banget. Kalimat diatas memang mengacaukan bahasa Indonesia dan Inggris! Again…so sorry! Tapi berhubung tulisan ini, bukan untuk mendapatkan nilai 10 dari guru Bahasa Indonesia atu Inggris, jadi semoga saja sah-sah untuk dilakukan.

Balik ke inti masalahnya. Banyak orang sibuk, kelihatan banyak kerjaan, tetapi apa yang dihasilkan betul-betul nyaris tidak ada. Mereka tampaknya sibuk sampai-sampai nggak punya waktu untuk keluarga maupun dirinya sendiri, boro-boro untuk sosialisasi. Tapi pertanyaannya: sibuk ngapain? Apa hasilnya?

Seperti pepatah dalam gambar ini: semutpun sibuk!! Tapi masih mending, semut sibuk dan bisa mengumpulkan gula, juga makanan. Kesibukan mereka beralasan. Tapi, banyak dari kita yang datang ke kantor, sibuk dengan berbagai urusan, tapi tidak punya rencana dan tidak tahu mau ngapain.

 Saya ingat sekali, konon…katanya ada tulisan yang ada di depan pintunya Thomas Alva Edison: “Anda yang tidak tahu mengenai apa yang mesti Anda kerjakan hari ini, mestinya masuk dan membantu saya!”. Jadi, ayo kita pikirkan nasib kita. Apakah kita mengatakan kita kerja, sibuk, tetapi sesungguhnya nggak punya gambaran kita sebenarnya sedang membawakan nasib kita bergerak kemana?
INDONESIAN MAID….NOW ON SALE? ASTAGA!!

TKI (Tenaga Kerja Indonesia) bener-bener suatu hal yang dilematis!

Di dalam neegri nggak ada kerjaan, kerjaan kurang ataupun penghasilannya kurang. Sementara, di luar negeri, orang-orang kaya butuh pebantu atau tenaga pembantu, Terjadilah hukum supply-demand. Maka, berbondong-bondonglah TKI kita kabur ke luar. Paling sering kita dengar adalah di Arab serta Malaysia.

Tapi, berita dan berbagai kejadian pun silih berganti terjadi. Dan hal yang paling bikin miris adalah baru-baru ini saya membaca berita di suratkabar yang memuat berita bagaimana TKI Indonesia diperdagangkan. Bahkan, muncul headlines di surat kabar “Indonesia Maid: Sale!”. Ini kambing kurban atau barang belanjaan? Coba simak, perhatikan baik-baik iklan di bawah ini!

 


Salah siapa dong? Indonesia mengungkapkan rasa marahnya. Tetapi, sebenarnya sebelum buru-buru menyalahkan pihak Malaysia, kita pun punya Pe-eR penting. Urgent: Bereskan sistem ketenagakerjaan kita! Memang, kita meraup banyak dinar, dollar dan ringgit dari pengiriman TKI keluar. Katanya, pahlawan devisa! Tapi, melihat berita di TV dan koran terus bermunculan: TKI yang disiksa, TKI yang akan dihukum gantung, TKI yan terlibat prostitusi, TKI yang mati, dll. Kita pun perlu memikirkan secara serius? Kita senang mendapatkan devisa dari mereka, tapi uang mereka dibayar dengan taruhan yang mahal. Dan siapakah yang sungguh paham bagaimana nasib mereka disana? Mengharap pemerintah luar negeri yang akan melindungi TKI kita, sebenarnya rada berlebihan. Kenapa? Lha mereka sendiri punya banyak urusan dalam negeri yang harus diurus. Kalaupun masuk agenda mereka, pastilah agenda yang kesekian. Nggak terlalu prioritas buat mereka! Terbukti kan…kita terus-menerus mendengar isu-isu terkait TKI kita, dan ke depannya akan terus terulang lagi dan lagi….  

Saya memang bukan pemerintah dan saya memang tidak berniat cuma mengkritik tanpa kasih solusi. Tapi, ide mengirimkan TKI keluar seperti sekarang dengan bargaining position yang lemah, sungguh ironis. Lihat saja beritanya. TKI dihukum mati, gara-gara membunuh majikannya. Padahal, kalau ditelusuri penyiksaan yang diterima sungguh luar biasa. Itu bentuk perlawanan (meskipun tetap tidak bisa kita benarkan sih!). Lha, masalahnya kalau terus-menerus disiksa begitu oleh majikannya, bisa-bisa yang pulang ke tanah air adalah mayat TKI itu. Itu pun sering terjadi. Entah bagaimana nasib majikannya yang menyiksa sampai mati. Paling-paling cuma hukum penjara beberapa tahun. Betul kan….betapa lemahnya bargaining position bangsa kita dengan mengirim TKI ini?

Pemerintah….ayo, ke depannya bukanlah hal yang membanggakan dengan mengirimkan TKI. Para TKI kita pun rata-rata berpendidikan rendah yang ingin berjuang demi kehidupan lebih baik. Sebagian besar dari mereka adalah manusia Indonesia yang punya pendidikan terbatas, yang demi mengejar kehidupan yang lebih baik (demi untuk keluarga, demi untuk masa depannya) mencoba peruntungan di negeri orang yang entah berantah kondisinya. Pemerintah, stop korupsi….jadi uang pajak bisa dipakai untuk perbaikan bangsa, termasuk buka lapangan kerja. Stop pungli, sehingga lebih banyak investor yang tertarik membangun lapangan kerja di Indonesia. Sungguh, kalau kita lihat dalam skala besarnya….TKI adalah produk kegagalan bangsa kita untuk menciptakan lapangan kerja yang layak dan berkualitas. Nah, sementara kita belum bisa menuntaskan Pe-eR dalam negri ini, pemerintah, berjuanglah untuk masa depan TKI kita. Lindungi mereka. Betapa mengenaskan setiap tahun kita mendengar dengan hati miris….TKI yang disiksa, digantung….dilecehkan…dianiaya…dijual (seperti iklan tadi). Oh TKI kita!