Smart Emotion RadioTalk

HR Excellency.

ELT,PLT Trainers Meet

MWS Indonesia.

with Abdul and the Coffee Theory

Seminar Kecerdasan Emosi bersama Suara Pembaruan.

Great Trainer in Action

ELT Certification Workshop.

Minggu, 22 November 2020

"AH CUMA TEORI!" RAHASIA MENGUBAH TEORI YANG NJELIMET JADI TIPS? Perlu D...

Video Tips Ubah Teori Jadi Praktek

"AH CUMA TEORI!" RAHASIA MENGUBAH TEORI YANG NJELIMET JADI TIPS? Perlu disimak Para Pengajar & Penulis!

Itu judul video youtube yang baru saja saya upload hari ini. Intinya apa sih?

Intinya, saya berbagi soal sebuah proses mengubah teori atau konsep menjadi sesuatu yang mudah dicerna dan dipahami, dan diterapkan.

Salah, sataunya saya kasih contoh kasus bagaimana proses menulis buku "Ketika Pintar Saja Tidak Cukup" yang saya lewati. Teorinya ada di buku. Teorinya dari bahan kuliah psikologi.

Tapi ya itu, teori is just theory, perlu jadi sesuatu yang mudah dipraktekkan. So, saya lalu membuatnya jadi buku yang bisa dinikmati umum, meskipun dasarnya dari teori.

Saya percaya gini, "kamu nggak disebut pintar, kalau nggak bisa "membumikan" sebuah teori".

 

Dalam video ini saya perkenalkan sebuah konsep 5 tahapan yang diambil dari salah satu mata kuliah s3 saya yakni "Scholar-Practitioner Model". Hmmm... mengerikan ya namanya?

Padahal isinya sih sederhana, bagaimana cara mengubah teori jadi sesuatu yang mudah diterapkan. Biar nggak mengawang-ngawang.

 Saya akan memperkenalkan sebuah model menarik yang dihasringkan oleh profesor saya Dr.Michael Hamlin. Sebuah model yang cukup menarik, yang menantang kita buat keluar dari kepompong "teori" kita.

Makin pinter, harus makin membumi!

Bayangkan betapa sakitnya pada guru, dosen dan pengajar,  ketika mereka dibilang sama orang (khususnya praktisi),

"Ah tahunya cuma teori!"

"Cuma pintar ilmunya aja, prakteknya nol besar!"

 

Melalui video ini saya mengajak para dosen, pendidik, guru, pengajar gimana menggunakan konsep, teori dan ilmu yang dimilikinya (atau membantu mencarinya di ladang ilmu pengetahuan, riset, jurmal, buku) buat membantu para praktisi menyelesaikan masalahnya. 

 

Semoga menginspirasi ya!

Salam Antusias!

www.anthonydiomartin.com

www.hrexcellency.com

Senin, 16 November 2020

LAGU MOTIVASI YANG INSPIRATIF BANGET "KETIKA IQ SAJA TIDAK CUKUP" oleh Ahmad Madu & Anthony Dio Martin


LAGU MOTIVASI EQ YANG INSPIRATIF BANGET "KETIKA IQ SAJA TIDAK CUKUP"

Dinyanyikan oleh Ahmad Madu

Lirik: Ahmad Madu & Anthony Dio Martin

 

OFFICIAL SONG "KETIKA IQ SAJA TIDAK CUKUP"

Kini, sudah ada lagu tentang Kecerdasan Emosional. Thanks buat rekan kita yang luar biasa Mas Ahmad Madu yang memungkinkan renacana membuat lagu ini terwujud. 

Ada hal menarik di balik lagu INSPIRASI DAN MOTIVASI "Ketika IQ Saja Tidak Cukup". Awalnya, lirik lagu ini ditulis di atas pesawat, dalam perjalanan mengajar. Lirik awalnya mulai dibikin. Bentuknya seperti sebuah puisi. Lalu, passion membuat lagu ini, bersambut. Oleh rekan trainer dan sahabat saya yang sangat multi talented, Ahmad madu. Liriknya lalu disempurnakan lagi olehnya , supaya bisa dinyanyikan. Lantas, setelah selesai, lagunya pun dibuat dan dinyanyikan full oleh suara merdunya Kang Ahmad Madu. Lalu, setelah jadi, dimulailah proses perekamannya. Ada suara saya yang membacakan puisinya. Ada juga suara backing vokal dari Dian Riupassa dan Stephani "Fanny", team di kantor kami yang memang bagus suaranya.

 Dan hasilnya, jadilah lagu "Ketika IQ Saja Tidak Cukup" ini, dalam bentuk irama seperti jazz.  Awalnya, mungkin agak asing, tapi lama lama didengar, lagu ini akan membuat "kangen" untuk didengarkan. Tapi yang paling penting, makna dari liriknya yang luar biasa. Semoga ini bisa menjadi lagu inspiratif, yang menyenangkan untuk didengarkan!

Lagu yang fokus pada pentingnya Kecerdasan Emosional (EQ).

Bravo Kang Ahmad Madu yang sudah berlelah-lelah menulisakan not demi not laginya serta menyanyikannya dengan suaranya yang keren!


Selama menikmati lagunya!

Salam Antusias!

 


https://youtu.be/RwMkpcLjUaI

 


Rabu, 11 November 2020

LAUNCHING KAMPANYE NASIONAL SAVE OUR YOUTH 2020-2021


Lihat Video Launchingnya:



VIRALKAN !! SELAMATKAN MASA DEPAN GENERASI MUDA BANGSA KITA MELALUI PROGRAM #SAVEOURYOUTH 

Saat Indonesia genap berusia 100 tahun, menjadi salah satu alasan munculnya ide, wacana dan gagasan tentang Generasi Emas 2045. Istilah ini digaungkan, bukan tanpa sebab. Pasalnya, ada satu “harta karun” yang sejatinya bisa menjadi modal untuk kelangsungan bangsa dan negara ini kedepannya, bernama bonus demografi. 

Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045. Dan usia produktif inilah yang saat ini sedang belajar dan menempa ilmu di bangku sekolah. Namun sayangnya tidak semua generasi millenial mendapatkan pendampingan karakter yang “baik”. Sedih! 

Jika mau menjadi negara yang maju, maka generasi millenial ini harus menyeimbangkan antara pengetahuan akademik (IQ) , manajemen emosi (EQ) serta kecerdasan dalam menghadapi tantangan (AQ) yang optimal. 

Dan inilah beberapa alasannya: 

1. IQ Tinggi Percuma Jika Tak Disertai Kecerdasan Emosional Mumpuni. 
Padahal Untuk Meraih Kesuksesan, Kedua Hal Ini Jelas Dibutuhkan. Dalam rumus mencapai kesuksesan, anak muda tidak hanya membutuhkan yang namanya kecerdasan intelektual (IQ) tapi juga kecerdasan emosional (EQ). Kecerdasan emosional berkaitan kuat dengan kemampuan seseorang untuk merasakan dan mengendalikan gejolak perasaan yang ia dan orang lain rasakan. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik tak akan membiarkan perasaannya membuat profesionalitasnya jadi tumbal. Ia akan tetap mau bekerja maksimal meskipun sedang merasa jengkel, kecewa, atau bahkan sedih-sedihnya. Ia bukan tipe orang yang hanya mampu bekerja dengan baik saat kondisi hatinya sedang baik-baik saja. Padahal untuk mencapai kesuksesan kamu tidak hanya bekerja disaat merasa gembira saja ‘kan? Nah karena alasan itulah maka kecerdasan emosional berperan krusial untuk mengantar orang mencapai keberhasilan. Orang yang mampu mengelola emosinya secara baik akan mampu mengendalikan perasaannya untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Memiliki IQ tinggi memang akan membantumu untuk mempelajari sesuatu, akan tetapi punya EQ yang baik akan menyempurnakan segalanya. 

2.Kemampuan Membangun Koneksi Adalah Syarat Untukmu Jika Ingin Mewujudkan Ambisi. 
Artinya, Kecerdasan Intelektual Saja Bukan Segalanya.  Tidak hanya harus pintar mengelola seluruh perasaan yang kamu rasakan, orang sukses adalah mereka yang pandai berteman. Hal ini berkaitan juga dengan poin pertama, di mana orang yang punya banyak teman adalah orang yang memiliki kecerdasan EQ yang baik. Alasannya adalah dengan kecerdasan emosional kamu mampu merasakan perasaan orang lain sehingga sosokmu bisa berempati. Orang yang memiliki rasa empati yang tinggi cenderung lebih disukai. Dengan kemampuan membangun jaringan pertemanan yang luas, kesempatanmu untuk meraih kesuksesan juga lebih besar. Misalnya saja kalau kita bicara tentang tawaran kerja. Kamu yang punya banyak teman biasanya bisa lebih mudah mendapat tawaran saat lowongan berasal dari sesama teman. Tidak hanya itu, orang yang memiliki kemampuan membangun koneksi juga biasanya termasuk orang yang mudah beradaptasi. Kamu yang bisa beradaptasi dengan baik punya kesempatan untuk diterima di segala lingkup sosial tempatmu berada di mana hal tersebut akan berpengaruh pada kesuksesan nantinya. 

3. Memiliki IQ Tinggi Boleh Saja Membuatmu Berbangga. Tapi Itu Bukan Tiket atau Pass yang Membolehkanmu Jadi Malas! 
Meraih kesuksesan jelas tidak sama dengan memasak mie instan yang bisa kamu buat dalam waktu singkat. Terkadang untuk mencapai hal tersebut orang harus berjuang dalam waktu yang lama. Semua hal ini berkaitan erat dengan kemauanmu bekerja keras. Tanpa kerja keras, ada baiknya keinginan untuk meraih kesuksesan itu kamu pendam saja. Seseorang yang mau dan mampu bekerja secara maksimal akan lebih mudah mengecap keberhasilan yang diinginkan. Dalam proses mencapai keberhasilan seseorang mungkin akan berhadapan dengan berbagai rintangan. Kalau pun kamu menjadi lebih mudah belajar karena pintar tapi kepintaranmu tersebut juga harus diimbangi dengan kerja keras. Tidak ada kesuksesan sejati yang bisa diraih hanya dengan mengandalkan kecerdasan intelektual. Kamu juga harus mau bekerja dengan maksimal untuk meraih itu semua. 

4. Banyak Orang Pintar yang Akhirnya Gagal Karena Sangat Sering Menggampangkan Semua Urusan
Boy: “Dho, sudah bikin tugas kalkulus yang minggu lalu dikasih Pak Ridwan belum?”
Ridho: “Yaelah, itu ‘kan gampang Coy. Tinggal gini, gitu, nanti aja lah dikerjainnya. Paling 1-2 jam juga selesai kok.”
Boy: “Tapi tugasnya banyak. Yakin selesai 2 jam?”
Ridho: “Gampang kok, gue sudah ngerti dasar-dasarnya semua.”

Pernah dengar percakapan di atas? Atau mungkin kamu sendiri yang bicara seperti itu? 

Jika iya, itu artinya kamu memiliki sifat menggampangkan. Memang sih gak ada salahnya bersikap santai seperti itu. Namun jika sudah jadi kebiasaan, bukan tidak mungkin kamu malah kelabakan pada akhirnya. Meskipun kamu merasa mampu mengerjakan tugas dalam waktu singkat ada baiknya kamu tetap memberi perhatian penuh ketika menyelesaikannya. Dengan perhatian penuh kamu bisa menyelesaikan tugas tersebut dengan hasil maksimal. 

5. IQ Tinggi Tidak Otomatis Membuatmu Cerdas Dalam Menentukan Prioritas. Padahal Tanpa Kemampuan Memprioritaskan Tugas, Kamu Akan Keteteran!
Ya meskipun terkesan menyingkat waktu pada kenyataannya multitasking justru menghambatmu untuk menyelesaikan sebuah tugas secara maksimal. Misalnya saja nih kamu mengerjakan tugas kuliah juga sembari mengerjakan tugas kantor dan di saat yang bersamaan berjualan online shop (!). Banyaknya mengerjakan berbagai hal dalam satu waktu membuat otakmu sulit bekerja secara baik. Maka dari itu kamu perlu membuat skala prioritas. Dengan melakukan ini kamu jadi punya banyak energi untuk menyelesaikan suatu hal dengan sebaik mungkin. Memiliki kemampuan berpikir yang baik tentu menimbulkan rasa bahwa kamu bisa mengerjakan segalanya. Akan tetapi sayangnya mengerjakan segala waktunya secara bersamaan justru membuatmu tidak bisa menyelesaikannya dengan maksimal. Malah kamu akan keteteran! 

6. Banyak Cerita Membuktikan Bahwa Mereka yang Sukses Tidak Hanya Berasal Dari Golongan Super Pintar. Yang Lebih Penting Adalah Tak Takut Melakukan Kesalahan dan Mengecap Kegagalan. Proses belajar yang kamu lakukan mungkin akan membuatmu sesekali membuat kesalahan atau mungkin bersinggungan dengan kegagalan. Akan tetapi hal tersebut justru akan berguna untuk menempamu untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Berani mencoba segala hal serta tidak takut melakukan kesalahan justru membuat belajar lebih banyak dari apa yang mungkin kamu bayangkan. Dalam perjalanan karirnya orang-orang paling sukses tidak selalu menghadapi jalan lurus. Sesekali mereka juga melakukan kesalahan atau bahkan mencetak kegagalan. Akan tetapi sikap tidak mudah menyerah dan mau terus berusaha menjadikan kegagalan bukanlah alasan untuk menyerah melainkan berusaha melakukan hal yang lebih baik lagi nantinya. 

7. Hal Yang Terpenting Dari Semuanya Adalah Sikap Rendah Hati dan Mau Belajar. Dengan Ini, Kamu Akan Siap Menggapai Kesuksesan yang Diharapkan.
Pada akhirnya kecerdasan intelektual dan emosional, kemauan bekerja keras, dan kepandaian membuat skala prioritas harus disempurnakan sikap penuh rendah hati. Meskipun berotak cerdas bukan berarti kamu bisa bersikap jumawa. Mau terus belajar dan tidak bosan mencari tahu berbagai hal adalah modal utama untuk kamu yang memimpikan keberhasilan. 

Memiliki IQ tinggi tentu menjadi anugerah tersendiri bagi kamu yang memilikinya. Alasannya kamu jadi lebih mudah dalam menyerap materi pembelajaran yang diberikan. Akan tetapi pada kenyataannya hal tersebut tidaklah cukup membuat kamu menjadi orang sukses sepenuhnya. 

JADI TUNGGU APA LAGI.... MARI VIRALKAN PROGRAM #SAVEOURYOUTH !! 

Dimulai dari tahun 2020 hingga akhir 2021 telah dimulai sebuah kampanye #Save Our Youth. Inilah kampanye untuk menggugah kesadaran orang tua, pendidik dan para remaja, lewat berbagai seminar training bertema "Ketika Pintar Saja Tidak Cukup". 

Dalam hal ini, kami para Trainer Profesional berlisensi internasional dari Miniworkshopseries (MWS) International Indonesia, siap membantu komunitas dan lembaga yang tertarik. Perogram ini adalah sebuah program Corporate Social Responsibility (CSR) hasil kerjasama antara lembaga MWS Indonesia dengan jaringan radio SmartFM. Terima kasih juga kepada lembaga HR Excellency serta PT 3S Indonesia yang juga turut menjadi partner dari program kampanye Selamatkan Anak Muda Indonesia. 

Sebagai program CSR Jika lembaga, organisasi serta komunitas Anda membutuhkan seminar bagi orang tua, guru dan remaja, kami siap mendukung Anda, secara gratis. 

Hubungi kami:
Aegidius Sunusmo 
(Program Director Save Our Youth)
WA: 0812-8726-4420