Selasa, 30 Oktober 2012

INDONESIAN MAID….NOW ON SALE? ASTAGA!!

TKI (Tenaga Kerja Indonesia) bener-bener suatu hal yang dilematis!

Di dalam neegri nggak ada kerjaan, kerjaan kurang ataupun penghasilannya kurang. Sementara, di luar negeri, orang-orang kaya butuh pebantu atau tenaga pembantu, Terjadilah hukum supply-demand. Maka, berbondong-bondonglah TKI kita kabur ke luar. Paling sering kita dengar adalah di Arab serta Malaysia.

Tapi, berita dan berbagai kejadian pun silih berganti terjadi. Dan hal yang paling bikin miris adalah baru-baru ini saya membaca berita di suratkabar yang memuat berita bagaimana TKI Indonesia diperdagangkan. Bahkan, muncul headlines di surat kabar “Indonesia Maid: Sale!”. Ini kambing kurban atau barang belanjaan? Coba simak, perhatikan baik-baik iklan di bawah ini!

 


Salah siapa dong? Indonesia mengungkapkan rasa marahnya. Tetapi, sebenarnya sebelum buru-buru menyalahkan pihak Malaysia, kita pun punya Pe-eR penting. Urgent: Bereskan sistem ketenagakerjaan kita! Memang, kita meraup banyak dinar, dollar dan ringgit dari pengiriman TKI keluar. Katanya, pahlawan devisa! Tapi, melihat berita di TV dan koran terus bermunculan: TKI yang disiksa, TKI yang akan dihukum gantung, TKI yan terlibat prostitusi, TKI yang mati, dll. Kita pun perlu memikirkan secara serius? Kita senang mendapatkan devisa dari mereka, tapi uang mereka dibayar dengan taruhan yang mahal. Dan siapakah yang sungguh paham bagaimana nasib mereka disana? Mengharap pemerintah luar negeri yang akan melindungi TKI kita, sebenarnya rada berlebihan. Kenapa? Lha mereka sendiri punya banyak urusan dalam negeri yang harus diurus. Kalaupun masuk agenda mereka, pastilah agenda yang kesekian. Nggak terlalu prioritas buat mereka! Terbukti kan…kita terus-menerus mendengar isu-isu terkait TKI kita, dan ke depannya akan terus terulang lagi dan lagi….  

Saya memang bukan pemerintah dan saya memang tidak berniat cuma mengkritik tanpa kasih solusi. Tapi, ide mengirimkan TKI keluar seperti sekarang dengan bargaining position yang lemah, sungguh ironis. Lihat saja beritanya. TKI dihukum mati, gara-gara membunuh majikannya. Padahal, kalau ditelusuri penyiksaan yang diterima sungguh luar biasa. Itu bentuk perlawanan (meskipun tetap tidak bisa kita benarkan sih!). Lha, masalahnya kalau terus-menerus disiksa begitu oleh majikannya, bisa-bisa yang pulang ke tanah air adalah mayat TKI itu. Itu pun sering terjadi. Entah bagaimana nasib majikannya yang menyiksa sampai mati. Paling-paling cuma hukum penjara beberapa tahun. Betul kan….betapa lemahnya bargaining position bangsa kita dengan mengirim TKI ini?

Pemerintah….ayo, ke depannya bukanlah hal yang membanggakan dengan mengirimkan TKI. Para TKI kita pun rata-rata berpendidikan rendah yang ingin berjuang demi kehidupan lebih baik. Sebagian besar dari mereka adalah manusia Indonesia yang punya pendidikan terbatas, yang demi mengejar kehidupan yang lebih baik (demi untuk keluarga, demi untuk masa depannya) mencoba peruntungan di negeri orang yang entah berantah kondisinya. Pemerintah, stop korupsi….jadi uang pajak bisa dipakai untuk perbaikan bangsa, termasuk buka lapangan kerja. Stop pungli, sehingga lebih banyak investor yang tertarik membangun lapangan kerja di Indonesia. Sungguh, kalau kita lihat dalam skala besarnya….TKI adalah produk kegagalan bangsa kita untuk menciptakan lapangan kerja yang layak dan berkualitas. Nah, sementara kita belum bisa menuntaskan Pe-eR dalam negri ini, pemerintah, berjuanglah untuk masa depan TKI kita. Lindungi mereka. Betapa mengenaskan setiap tahun kita mendengar dengan hati miris….TKI yang disiksa, digantung….dilecehkan…dianiaya…dijual (seperti iklan tadi). Oh TKI kita!

 

0 komentar:

Posting Komentar