Jumat, 07 Februari 2014
“WE ALL NEED A SHOULDER TO CRY ON”
Richard Farson, seorang profesor Humanistic Psychology Institute di San Fransisco mengatakan dalam surveinya bahwa “Jutaan orang Amerika tidak pernah punya lebih dari satu menit selama hidupnya untuk menceritakan persoalan hidupnya kepada orang yang bisa dipercayainya”. Tidaklah mengherankan jika angka depresi dan pemakaian obat-obat anti depresi tergolong sangat tinggi di Amerika. Bagaimana kita di Indonesia? Bersyukurnya, saya berharap bahwa angka ini tidak akan terlalu mengkhawatirkan. Saya pikir, kita masyarakat yang lebih terbuka. Dan untungnya, kalau saya perhatikan, baik di kota maupun pedesaan, kita umumnya masih punya seseorang yang bisa diajak untuk bicara.
Menurut saya, punya seseorang yang bisa diajak bicara adalah perlu sekali. Bukan saja, bicara dengan orang lain akan memberikan kita ide maupun solusi, yang kadang tidak mampu kita lihat. Tapi, bicara dengan orang juga melegakan. Ada banyak kasus dimana seseorang yang bermasalah tetapi tidak menemukan seseorang yang bisa diajak bicara, berakhir dengan bunuh diri. Memang tidaklah mudah mempercayai seseorang dan cukup berisiko mempercayakan persoalan kita pada orang lain. Tapi, jika ingin bertumbuh dan berkembang secara sehat, kadang kita membutuhkan bahu orang lain dimana kita bisa bersandar! So, berbahagialah orang yang mempunyai ‘Shoulder To Cry On’
Salam Antusias!
-Anthony Dio Martin
www.hrexcellency.com
@anthony_dmartin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar