Jumat, 07 Februari 2014
“Keputusan Yang Salah”
Seorang wanita di San Diego merasa terganggu sekali oleh anjing tetangganya. Setiap malam ia merasa tidak bisa tidur karena lolongan anjing tetangganya itu. Akhirnya, dalam kemarahannya, ia mencari nomer telepon tetangganya dan setiap malam, ia menelpon tetangganya tersebut, hanya dengan sebuah pesan, “AUUUUUU….” suara melolong di telepon, lalu kemudian ditutup. Ini ia lakukan berkali-kali. Tetangganya yang merasa terganggu oleh telepon itu, lalu melapor ke polisi. Ketika polisi melacak dan menemukan bahwa penelponnya adalah tetangganya yang terganggu, si tetangga yang menelpon ditanya mengapa ia melakukannya. Jawabannya sederhana, “Kalau saya tak bisa tidur, jangan harap ia juga bisa tidur!’. Dari kepolisian, kasus ini diangkat ke meja hijau. Untungnya si hakim cukup bijak sehingga, keputusanpun diambil. Si anjing tidak boleh lagi berada di sekitar kawasan itu. Tetapi, si tetangga yang mengganggu lewat telepon dihukum kerja sosial beberapa bulan karena mengganggu privasi orang dengan pilihannya membalas dendam melalui telepon ‘lolongan anjingnya’ itu.
Menurut ilmu KECERDASAN EMOSIONAL, setiap orang punya pilihan atas tindakan yang ia lakukan. Dan pada dasarnya, setiap tindakan punya konsekuensi. Si hakim menghukun si tetangga yang jahil dengan tepeon itu karena alasan yang sederhana. Sebenarnya, ia bisa punya beberapa pilihan: menelpon polisi, menegur tetangganya, menjadikan tetangganya sebagai teman lalu membujuknya pelan-pelan, dll. Tetapi semua itu tidak dilakukan, justru yang dipikirkan adalah balas dendam. Sebuah pilihan salah yang membawa konsekuensi yang tidak menyenangkan. Untungnya, hanya hukuman kerja sosial. Tetapi, mudah-mudahan kisah ini mengajari si tetangga dan kita untuk mengambil keputusan yang benar terhadap seseorang sebelum bertindak!
“PIKIRKANLAH SEBELUM TERKENA AKIBATNYA, JANGAN TERKENA AKIBATNYA BARU BERPIKIR”
Salam Antusias!
@anthony_dmartin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar