Jumat, 07 Februari 2014
“Jangan Jadikan Orang Lain Sansak Emosimu!”
Reka Khumari, adalah seorang ibu yang betul-betul kejam. Tatkala ia berpisah dengan suaminya, anak-anaknya dianggap sebagai perpanjangan tangan dari suaminya. Lebih parah lagi, setelah berpisah, Reka Khumar tidak berhasil dalam karirnya. Ia sempat keluar pula dari pekerjaannya sebagai pelayan di restoran. Lalu hubungannya dengan seorang penjual furniture juga kandas. Kebencian dan rasa iri hatinya, semakin menjadi-jadi tatkala ia melihat mantan suaminya ternyata makin sukses bersama dengan wanita lain. Maka, kedua putrinya yang masing-masing berusia 13 dan 16 pun menjadi sasarannya pelampiasan emosinya. Tatkala kedua putrinya tertidur, mereka ditikam oleh Reka kurang lebih 30 tikaman. Setelah itu Reka pun mengaku dan bahkan sempat menulis surat! Akhirnya, Reka sendiri harus masuk jeruji besi selama minimal 33 tahun.
Stop!
Dalam kondisi marah, biasanya sangat umum bagi kita mencari sarana untuk melampiaskan kemarahan itu. Namun, sangat tidak fair, jika kamu marah tetapi orang lainlah yang harus jadi sasaran kemarahanmu. Seorang keryawan yang melampiaskan kejengkelannya kepada anak dan istrinya. Seorang istri yang melampiaskan kejengkelan pada suaminya, terhadap anak-anaknya. Sangat tidak fair. Mereka tidak bersalah kok. Mereka tidak harus menjadi korban dari emosi-emosi Anda. Ingatlah, tatkala Anda mengalami emosi marah, Anda bertanggung jawab dengan kemarahan Anda. Jangan jadikan orang lain sebagai sansak emosimu, sebagai sasaran pelampiasan emosi marahmu. Mereka adalah manusia, bukan sansak!
Salam Antusias!
-Anthony Dio Martin
www.hrexcellency.com
@anthony_dmartin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar