Buat orang muda, ada sebuah puisi menarik di
internet. Judulnya? Youth-Wasted on The Young!
Intinya, puisinya ini berkisah soal seorang yang
tidak paham kalimat bijak, “Banyak kemudaan yang disia-siakan oleh orang
muda”. Namun, dimasa tuanya si penulis menyesal, ternyata waktu lewat
begitu cepatnya. Saat itulah ia menyadari, “kemudaan yang telah
disia-siakannya”.
Kalau kita melihat fenomena anak muda. Ada satu
hal yang menarik, kesempatan untuk menikamti hidup yang semakin mudah! Bahkan,
untuk bekerja pun para generasi sekarang sebenarnya tidal perlu terlalu ngotot.
Toh banyak diantara mereka yang mengatakan, “Ketika uang gajiku nggak cukup,
ada papa dan mamaku yang sebenarnya selalu siap menolong secara financial”.
Hal ini cenderung berbeda dengan generasi dulu yang harus bekerja, karena
itulah cara unuk bisa bertahan hidup.
Kemudaan Yang Tersia-siakan?
Ada beberapa faktor yang perlu diwaspadai, yang
bisa menciptakan waktu yang tersia-siakan bagi orang muda kita.
Pertama, hiburan yang makin banyak. Mulai dari
berbagai permainan, tontonan, acara, makin beragam dan bervariasi. Kedua,
pilihan hidup yang semakin banyak. Termasuk diantaranya pilihan jurusan, karir
dan kerja. Akibatnya, banyak orang muda kita yang memulai sesuatu dengan
keinginan coba-coba. Pikirannya juga sederhana, kalau salah ya tinggal coba
yang lainnya. Ketiga, tuntutan hidup yang semakin rendah. Untuk generasi
sekarang, “pressure” keluarga misalnya untuk mencari nafkah, untuk membiayai
hidup, tidaklah begitu tinggi. Jadi, rata-rata tidak perlu terlalu ngotot untuk
mengejar sesuatu.
Jadilah, ketiga faktor ini menyebabkan generasi
yang bisa menyia-nyiakan waktunya.
Dulu Sumpah Pemuda, Kini Pemuda Yang Disumpahin!
Pepatah mengatakan “Necessity is the mother of
invention”, kemendesakan adalah induk dari penciptaan. Kalaupun banyak orang
muda yang menciptakan dan melahirkan ide-ide keren seperti misalnya Sumpah
Pemuda di tahun 1928, hal tersebut banyak dikarenakan oleh kemendesakan jaman.
Tapi coba deh, kalau saja pemuda-pemuda di era itu hidup di jaman sekarang.
Mungkin, mereka pun tidak tertarik untuk bikin Sumpah Pemuda.
Sekarang ini, yang susah dilatihkan adalah
kemendesakan. Bayangkan, pernah suatu kali di suatu kampus diberikan latihan
soal kepedulian terhadap masyarakat. Yang daftar hanya beberapa orang.
Alasannya sederhana. Temanya nggak keren dan lagipula, kan ada
dinas pemerintah yang mengurusi masyarakat yang kurang. Ujung-ujungnya, “Ngapain
kita repot-repot!”
Sementara itu, kalau kita lihat beberapa data
statistik sosial remaja. Situasinya justru makin bikin prihatin. Misalkan saja,
statistik yang menggambarkan bunuh diri sebagai penyebab kematian nomer dua di
usia 10 hingga 24 tahun. Data BPS (Biro Pusat Statistik) juga menyebutkan, angka kehamilan remaja pada
usia 15-19 tahun mencapai 48 dari 1.000 kehamilan. 30% aborsi, pelakunya juga
kalangan remaja. Data dinas penelitian dan pengembangan (DISLITBANG)
POLRI, menemukan pelajar SMP, SMA dan mahasiswa menduduki jumlah
tertinggi penggunaan narkoba dan minuman keras. Yaitu sebanyak 70% penggunanya.
Kesadaran Pribadi Untuk Tidak Menyia-Nyiakan Waktu
Pada akhirnya, tantangan untuk menggunakan waktu
secara optimal, kembali kepada kesadaran pribadi. Ada banyak juga kok pemuda/i
kita yang berprestasi dengan luar biasa. Tapi banyak juga yang tetap
menyia-nyiakan. Itulah mereka, yang tatkala waktunya tiba, ketika menjelang
masa tua mungkin akan menyesal karena sudah menyia-nyiakan waktunya.
Sayapun teringat obrolan saya dengan seorang supir
taksi tua, yang malam-malam masih menarik taksi di Ibukota. Dengan sangat sedih
ia berkata, “Beginilah kalau waktu sekolah dulu, seringkali bolos dan
kerjanya hura-hura. Saya harus membayarnya di usia saya sekarang”.
Ada sebait menarik dari puisi itu, “Hidup
ternyata lebih pendek daripada yang terlihat. Ketika sudah tua, barulah kamu
mengerti apa yang saya katakan”.
Rasanya, kita tidak perlu menunggu apa yang
dikatakan oleh penulis puisi itu untuk memahami, “Kemudaan yang Disia-diakan”.
Justru ketika kita masih muda, itulah kesempatan untuk melakukan sesuatu dengan
energy tinggi. Mirip seperti perkataan seorang pengusaha sukses, “Untung
saya memulainya disaat masih muda. Saat itu saya banyak mengalami kegagalan dan
saya bisa bangun lagi dengan energi lebih tinggi. Bayangkan kalau saya
memulainya di usia sekarang, mungkin saya sudah bonyok dan nggak nggak bisa
apa-apa”. Itulah keuntungan dari masa muda yang tidak boleh disia-siakan.
Supaya kelak ketika tua kita bisa dengan bangga berkata, “Ungtunglah saya
melakukannya di saat saya masih muda!”.
Nah, apa yang kira-kira kamu akan sesali kalau
kamu tidak melakukannya di masa sekarang? Lakukanlah!
Salam Antusias
Anthony Dio Martin
Instagram: anthonydiomartin
www.hrexcellency.com
0 komentar:
Posting Komentar