Salah
satu acara yang suka saya nikmati bersama dengan anak-anak di rumah adalah
program The Science of Stupid. Acara ini sudah ditayangkan sejak tahun 2014
oleh National Geographic. Apa sih Scinece of Stupid itu? Pada dasarnya, Science
of Stupid itu berisi kumpulan klip-klip orang, yang isinya kebanyakan anak muda
yang melakukan hal-hal yang bodoh, atau stupid. Kenapa disebut bodoh atau
stupid. Karena, kalau dijelaskan secara ilmiahpun, tidak mungkin dilakukan,
sulit dilakukan ataupun nyaris tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak punya
pengalaman sama sekali. Makanya, di awal-awal acara disebutkan bahwa contoh
yang diberikan adalah contoh-contoh salah yang tidak boleh ditiru. Dan untuk
membuat kita tidak membuat kesalahan itu, akhirnya di bagian akhir acara ini,
dijelaskan penjelasannya secara ilmiah.
Dalam
tiap episodenya, kita bisa melihat banyak hal-hal bodoh yang coba dilakukan
orang. Misalkan ada yang mncoba melompat dari atas atap rumah ke dalam kolam renang.
Sialnya, lompatannya tidak pas ke kolam renang. Justru akhirnya ia jatuh ke
tepi kolam dengan kesakitan. Dan ada pula yang mencoba meloncat pada saat mobil
melaju ke arahnya. Orang-orang yang professional dan terlatih, tampak bisa
melakukannya dengan baik. Tetapi, beberapa orang nekat dan bodoh yang
melakukannya justru jatuh kesakitan dan ada yang kepalanya bocor, berdarah. Ada
juga contoh orang yang sok menggunakan senjata api, tapi justru dijelaskan
bagaimana dorongan senjata api itu ke belakang bisa sangat berbahaya. Itulah
Science of Stupid yang menarik.
Sungguh
tontonan yang menarik bagi kami sekelaurga. Eh, jangan salah. Yang menarik
bukannya orang-orang malang yang dipertontonkan itu. Bahkan, kadang saya merasa
miris dan kasihan. Dan rasanya idealnya, acara seperti ini memang sebaiknya
ditemanin kalau anak Anda mau menontonnya. Dengan demikian, anak bisa
diberitahu dan dijelaskan. Intinya, dari tontonan ini saya bisa mengajari dan
memberikan dua pelajaran penting kepada anak-anakku. Pertama, soal ilmu
pengetahuan alam. Yang menarik, banyak
pembelajaran terkait soal ilmu pengetahuan alam yang bisa diajarkan disini.
Namun, yang terpenting dan kedua adalah soal memikirkan dulu baik-baik sebelum
melakukan sesuatu. Nah, buat saya yang terpenting adalah hal kedua ini.
Bicara
soal anak-anak apalagi remaja ataupun anak muda. Kadang karena ingin dianggap
hebat ataupun karena tekanan dari teman-temannya, mereka pun melakukan hal-hal
yang bodoh. Sebenarnya mereka tidak
professional, tidak terlatih dan tidak punya kemampuan. Namun, mungkin karena
disuruh ataupun habis menonon film dan inginmemperagakan adegannya, mereka pun
mencoba. Kalau beruntung, paling ya Cuma jatuh biasa. Tapi, beberapa
diantaranya bisa berisiko sangat fatal. Misalnya, menghindari kereta yang
melaju kencang di depan. Kalau terlambat sedikit saja, risikonya bisa sangat
fatal. Tapi itulah, hal-hal yang dilakukan tanpa berpikir panjang. Hanya demi
sensasi tapi tidak pikirkan akibatnya.
Itulah
sebabnya dalam hal kecerdasan emosional, ada satu kompetensi yang disebut
sebgai berpikir konsekuensial. Berpikir konsekuensial adalah memikirkan apa
akibat darimelakukan sesuatu. Intinya, setiap tindakan kita ada akibatnya. Dan
orang yang cerdas emosinya, memikirkan ke depan sebelum melangkah, bertindak,
mengatakan ataupun berbuat sesuatu. Ada semacam calculated risk di kepala
mereka, atau memikirkan risikonya. Risiko terbaik tapi juga risiko terburuk
yang bisa terjadi dan kalau risiko yang terburkk itu terjadi apa yang bisa
dilakukan.
Anak
muda yang kecerdasan emosinya rendah, sering bertindak tanpa pemikiran yang
panjang. Tindakan mereka reaktif dan impulsif. Artinya, kalau kepingin dan dirasakan seru, langsung
dilakukan…soal akibatnya.. jawaban mereka adalah, “Ntar baru dipikirin kalau
ada akibatnya”.
Mulai
sekarang, kita perlu banget belajar cerdas emosi dari The Science of Stupid in.
Sebelum melakukan sesuatu pikirkan akibatnya. Tips paling sederhana adalah,
jangan hanya pikirkan hal menyenangkannya. Tetapi, juga pikirkan jika hal
terburuk terjadi, bagaimana? Apa yang bisa kamu lakukan dan apa yang bisa kamu
antisipasi? Jadilah orang yang cerdas emosi dengan memikirkan sungguh-sungguh
sesuatu, sebelum dilakukan.
Salam
Antusias!
@anthony_dmartin
www.anthonydiomartin.com
Terima kasih Pak Anthony tulisan anda ini sangat meaningfull buat saya pribadi krn kebetulan sekali cocok dengan kondisi saya saat ini akibat saya terlalu terbawa emosi karena tidak cocok dengan 1 rekan kerja dikantor saya sampai memutuskan resign padahal saya blm mendapat pekerjaan baru sehingga konsekuensinya saya menganggur,artikel ini menjadi berkat buat saya terima kasih.
BalasHapus