Sabtu, 20 Juni 2015

Science of Stupid dan Berpikir Konsekuensial



 
Salah satu acara yang suka saya nikmati bersama dengan anak-anak di rumah adalah program The Science of Stupid. Acara ini sudah ditayangkan sejak tahun 2014 oleh National Geographic. Apa sih Scinece of Stupid itu? Pada dasarnya, Science of Stupid itu berisi kumpulan klip-klip orang, yang isinya kebanyakan anak muda yang melakukan hal-hal yang bodoh, atau stupid. Kenapa disebut bodoh atau stupid. Karena, kalau dijelaskan secara ilmiahpun, tidak mungkin dilakukan, sulit dilakukan ataupun nyaris tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak punya pengalaman sama sekali. Makanya, di awal-awal acara disebutkan bahwa contoh yang diberikan adalah contoh-contoh salah yang tidak boleh ditiru. Dan untuk membuat kita tidak membuat kesalahan itu, akhirnya di bagian akhir acara ini, dijelaskan penjelasannya secara ilmiah.


Dalam tiap episodenya, kita bisa melihat banyak hal-hal bodoh yang coba dilakukan orang. Misalkan ada yang mncoba melompat dari atas atap rumah ke dalam kolam renang. Sialnya, lompatannya tidak pas ke kolam renang. Justru akhirnya ia jatuh ke tepi kolam dengan kesakitan. Dan ada pula yang mencoba meloncat pada saat mobil melaju ke arahnya. Orang-orang yang professional dan terlatih, tampak bisa melakukannya dengan baik. Tetapi, beberapa orang nekat dan bodoh yang melakukannya justru jatuh kesakitan dan ada yang kepalanya bocor, berdarah. Ada juga contoh orang yang sok menggunakan senjata api, tapi justru dijelaskan bagaimana dorongan senjata api itu ke belakang bisa sangat berbahaya. Itulah Science of Stupid yang menarik.

Sungguh tontonan yang menarik bagi kami sekelaurga. Eh, jangan salah. Yang menarik bukannya orang-orang malang yang dipertontonkan itu. Bahkan, kadang saya merasa miris dan kasihan. Dan rasanya idealnya, acara seperti ini memang sebaiknya ditemanin kalau anak Anda mau menontonnya. Dengan demikian, anak bisa diberitahu dan dijelaskan. Intinya, dari tontonan ini saya bisa mengajari dan memberikan dua pelajaran penting kepada anak-anakku. Pertama, soal ilmu pengetahuan alam.  Yang menarik, banyak pembelajaran terkait soal ilmu pengetahuan alam yang bisa diajarkan disini. Namun, yang terpenting dan kedua adalah soal memikirkan dulu baik-baik sebelum melakukan sesuatu. Nah, buat saya yang terpenting adalah hal kedua ini.

Bicara soal anak-anak apalagi remaja ataupun anak muda. Kadang karena ingin dianggap hebat ataupun karena tekanan dari teman-temannya, mereka pun melakukan hal-hal yang bodoh.  Sebenarnya mereka tidak professional, tidak terlatih dan tidak punya kemampuan. Namun, mungkin karena disuruh ataupun habis menonon film dan inginmemperagakan adegannya, mereka pun mencoba. Kalau beruntung, paling ya Cuma jatuh biasa. Tapi, beberapa diantaranya bisa berisiko sangat fatal. Misalnya, menghindari kereta yang melaju kencang di depan. Kalau terlambat sedikit saja, risikonya bisa sangat fatal. Tapi itulah, hal-hal yang dilakukan tanpa berpikir panjang. Hanya demi sensasi tapi tidak pikirkan akibatnya.

Itulah sebabnya dalam hal kecerdasan emosional, ada satu kompetensi yang disebut sebgai berpikir konsekuensial. Berpikir konsekuensial adalah memikirkan apa akibat darimelakukan sesuatu. Intinya, setiap tindakan kita ada akibatnya. Dan orang yang cerdas emosinya, memikirkan ke depan sebelum melangkah, bertindak, mengatakan ataupun berbuat sesuatu. Ada semacam calculated risk di kepala mereka, atau memikirkan risikonya. Risiko terbaik tapi juga risiko terburuk yang bisa terjadi dan kalau risiko yang terburkk itu terjadi apa yang bisa dilakukan.

Anak muda yang kecerdasan emosinya rendah, sering bertindak tanpa pemikiran yang panjang. Tindakan mereka reaktif dan impulsif. Artinya,  kalau kepingin dan dirasakan seru, langsung dilakukan…soal akibatnya.. jawaban mereka adalah, “Ntar baru dipikirin kalau ada akibatnya”. 

Mulai sekarang, kita perlu banget belajar cerdas emosi dari The Science of Stupid in. Sebelum melakukan sesuatu pikirkan akibatnya. Tips paling sederhana adalah, jangan hanya pikirkan hal menyenangkannya. Tetapi, juga pikirkan jika hal terburuk terjadi, bagaimana? Apa yang bisa kamu lakukan dan apa yang bisa kamu antisipasi? Jadilah orang yang cerdas emosi dengan memikirkan sungguh-sungguh sesuatu, sebelum dilakukan.

Salam Antusias!
@anthony_dmartin
www.anthonydiomartin.com

1 komentar:

  1. Terima kasih Pak Anthony tulisan anda ini sangat meaningfull buat saya pribadi krn kebetulan sekali cocok dengan kondisi saya saat ini akibat saya terlalu terbawa emosi karena tidak cocok dengan 1 rekan kerja dikantor saya sampai memutuskan resign padahal saya blm mendapat pekerjaan baru sehingga konsekuensinya saya menganggur,artikel ini menjadi berkat buat saya terima kasih.

    BalasHapus