Siapa
yang akan menyangka kalau udah bicara soal umur?
Saya ingin terus terang..
Bagi
saya, tahun 2015 adalah tahun berduka!
Di
tahun 2015 inilah, saya kehilangan Johny, kakak tertua di keluarga.
Sungguh
tidak menyangka karena saat tahun baru 2015 Johny kakaku, masih dalam kondisi
cukup sehat. Tetapi segala kesehatannya merosot sejak awal tahun Januari 2015.
Jadi,
tahun 2015 akhirnya lebih banyak dihabiskan dengan berkunjung ke rumah sakit
dan menemani kakakku sampai beliau menghembuskan nafas terakhirnya, saya berada
di sana!
Iya,
nafas terakhirnya!
Karena
saat menghembuskan nafas terakhirnya saya berada disana.
Kata
orang, nggak sembarangan orang dijinkan sama yang akan meninggal untuk melihat
orang tersebut menghembuskan nafas terakhir
Benarkah?
Nggak taulah!
Yang
jelas, saya punya beberapa teman yang sampai sekarang masih berandai-andai bisa
melihat orang tercintanya menghembuskan nafas-nafas tereakhirnya.
Tapi
percayalah, bukanlah sesuatu yang mudah jika kita berkesempatan melihat orang
yang kita kasihi meninggalkan dunia ini.
Bahkan,
itu bisa menjadi kenangan yang sedih…
Meskipun
berbagai teori soal cara reframing-nya NLP mengajarkan kita soal bagaimana
melihat peristiwa ini dari sisi yang positif.
Tapi,
tetaplah tidak mudah dan butuh waktu..
Dan
sekarang ini, setelah melakukan sesi self-therapy untuk diri saya sendiri
beberapa kali… barulah saya bisa mengiklaskan orang yang telah berperan seperti
seorang ayah buat saya, untuk pergi selamanya.
Ngomong-ngomong…
Kapan Nafas Terakhir?
Inilah
yang ingin saya refleksikan.
Di akhir
tahun ini, kita masih bergembira saat menyongsong pergantian tahun.
Tapi
siapa tahu, kita tidak akan pernah menikmati pergantian tahun depan?
Ini
bukan tulisan menada negatif, menakuti atau paranoid (orang bilang parno).
Anda tahu,
saya bukanlah orang yang demikian.
Bukan
yang hobinya nakutin orang.
Tapi
ada bagusnya kita belajar untuk bersiap diri dan mewaspadai, dengan segala
skenrio di tahun depan.
Saya
ingin mengakhiri refleksi akhir tahun ini dengan sebuah pertanyaan yang bernada
agak pesimis, agar justru dengan itu kita menjadi lebih antusias menjalani
tahun 2016 kita ke depan…
“Bagaimana
SEANDAINYA tahun 2016 nanti adalah tahun terakhirmu?”
Sarannya
sederhana..
Hidupilah
puisi ini..
Hidupilah 2016 Secara Penuh
Setiap
hari, berjanjilah…
Hiduplah
secara PENUH..
Jangan
menyia-nyiakan.
Ketika
ada kesempatan travelling, travellinglah..
Luangkan
waktu bersama keluarga lebih banyak, karena merekalah yang akan bersamamu di
saat-saat terakhirmu
Jangan
simpan-simpan barang yang kamu pikir akan kamu pakai di masa-masa mendatang..
sebab kamu mungkin tidak akan pernah memakainya…
Hargailah
pertemanan dan persahabatan…
Jangan
hidup dengan apa yang terjadi di masa lampau..
Jangan
hidup mencemaskan apa yang belum terjadi
Juga
hari-hari yang belum tentu kamu miliki..
Lakukanlah
yang terbaik hari ini
Itulah
cara terbaik menjamin masa depanmu..
Selain
itu..
Hiduplah
secara penuh!
Selamat
Tahun Baru 2016!
Salam
Antusias,
Anthony
Dio Martin
0 komentar:
Posting Komentar