Begitu pula, kali ini saya ingin
bicara soal karyawan yang lupa daratan!
Adakah? Ada!!!
Nah, mari kita obrolkan dengan
kisah kontras yang menginspirasi ini!
Inilah kisah soal bekerja yang
tidak pernah saya lupakan. Kisahnya demikian….
Alkisah, ada seorang penasihat
raja, yang sedang digossipkan. Menurut laporan, ia sering pergi ke gudang
makanan. Prajurit yang melihatnya, melaporkan kepada raja dan curiga bahwa ia
mencuri makanan disitu. Sang raja tidak percaya, oleh karena raja mengetahui
bahwa karakternya selalu baik dan tidak bercela. Namun, karen laporan itu
berkali-kali ia terima, maka sang rajapun mengutus mata-mata untuk melihat apa
yang dilakukannya di gudang. Akhirnya, seperti yang diceritakan, suatu petang,
tampaknya si penasihat raja secara diam-diam masuk ke gudang makanan. Dan
mata-matapun mengikuti gerak-gerik si penasihat itu. Lantas, tampaknya si
penasihat itu mengganti bajunya lantas mengeluarkan cermin yang ada di gudang
itu. Lalu, terlihatlah pemandangan yang menarik. Si mata-mata itu melihat kejadian
yang membuatnya sangat terkesan. Si penasihat itu melihat kepada dirinya di
cermin sambil berkata, “Lihatlah dirimu. Itulah dirimu pertamakali
tiba di sini. Kerja di gudang ini sebagai pejaga gudang. Sekarang, kamu sidah
menjadi penasihat raja. Janganlah sombong dan jangan jadi malas. Selalu ingat
dengan kondisi masa lalulu dan bersemangatlah bekerja!”. Si mata-mata
itupun melaporkan apa yang disaksikannya ini kepada raja dan sang rajapun jadi
semakin kagum kepadanya.
Kisah ini selalu mengiang-nginag
di kepala saya.
Ini adalah kisah tentang
kerendahatian yang sangat bagus. Kisah yang perlu diingat setiap karyawan.
Masalahnya, banyak karyawan yang
dalam perjalanannya jadi lupa masa lalunya. Setalah mereka bekerja sekian lama,
mereka pun menjadi lupa bagaimana mereka pertama kali bekerja. Dibandingkan
kondisi mereka dulu, situasinya betul-betul berbeda. Dulu, pertama kali masuk
bekerja, mereka sangat rajin dan sangat antusias. Tetapi dengan berjalannya
waktu, mereka pun lupa bagaimana kondisi mereka dulu. Jikalau dulu, tanpa
disuruh-suruhpun mereka begitu bersemnat bekerja, sekarang, kalau tidak
diperintah dan dimonitor, mereka Pun jadi malas dan bekerja dengan terpaksa.
Saya pun teringat dengan
pengalaman saya sendiri. Setelah melewati masa pendidikan yang menghabiskan
banyak biaya, akhirnya saya diterima bekerja. di perusahaan…di Astra.
Sungguh pengalaman yang luar biasa. Waktu yang tidak terlupakan adalah tatkala
menerima gaji pertama. Rasanya mau menangis menerima gaji tersebut.
Bayangkan,selama masa itu saya hanya menghabiskan uang dan untuk pertama
kalinya saya bisa mendapatkan uang sendiri. Apalagi, saya berasal dari keluarga
yang begitu miskin. Betapa bahagianya. Namun, begitulah. Dengan berjalannya
waktu, gaji bulanan yang diterima pun sekedar menjadi sebuah rutinitas. Tidak
ada sesuatu yang istimewa lagi. Hingga akhirnya, saya diingatkan kembali betapa
berharganya bisa bekerja tatkala saya harus melanjutkan studi S-2 lagi. Saat
itulah tanpa penghasilan lagi, kere, dan hanya makan uang dari hasil kebaikan
keluarga. Disitulah saya belajar untuk lebih menghargai masa bekerja. Saat itu,
saya membayangkan betapa menyenangkannya saat-saat bekerja itu. Bisa punya
penghasilan. Bisa menabung dan bisa punya uang untuk mengejar mimpi-mimpi saya.
Dan sejak itulah, saya berjanji akan lebih menghargai masa bekerja saya di
kelak nanti!
Dan betul! Saya berusaha
mengingatnya. Dan tatkala bekerja lagi, saya terus menginagt lagi masa-masa
susah tanpa gaji. Dan membuktikannya! Karena setelah itu, di beberapa perusahaan
saya bekerja, saya pernah mendapatkan predikat karyawan sebagai karyawan
terbaik beberapa kali. Dan apa rahasia motivasi saya? Sederhana. Ya itu tadi,
bekerja dengan semangat dengan membayangkan terus masa-masa ketika saya sussah
dan tidak punya penghasilan!
Jangan Jadi Karyawan Yang Lupa
Daratan!
Seperti kisah si penasihat raja,
saya berusaha untuk mengingat masa-masa susah. Dan itulah yang membuat saya
tetap antuasis bekerja. Jadi, meskipun tanpa atasan dan tidak dimonitor, saya
tetap mengerjakan tugas saya. Jadi, inipun bisa jadi bahan refleksi kita.
Saat ini, ada banyak karyawan
yang lupa seperti “kacang yanglupa pada kulitnya”. Akibatnya,
mereka melakukan pekerjaan dengan tawar hati. Rasanya hambar. Seperti robot dan
tidak punya api motivasinya sama sekali. Seharusnya mereka ingat hari pertama
bekerja. Sebenarnya, awalnya saya ingin member judul tulisan ini,
“KARYAWAN…INGAT SELALU HARI PERTAMAMU BEKERJA”. Karena,
itulah semangat dan motivasi terbesar yang seharusnya selalu kita miliki.
Sayangnya, dengan berjalannya waktu. Kitapun lupa!
Selain itu, menjadi karyawan yang
tidak lupa daratan, berarti juga bersaha tetap rendah hati. Kita tidak jadi
angkuh dan sombong serta berprinsip “mentang-mentang” karena posisi
kita saat ini. Banyak orang yang jadi terlalu “high profile”
setelah mereka bekerja.Mereka lupa bagaimana mereka dulu bersusah payah untuk
mendapatkan pekerjaannya (well…ini tidak berlaku buat yang tidak perlu
berussah payah untuk mencari kerja ya!). Dan merekapun lupa bagaimana
akhirnya semua yang diperolehnya akan dicopot pula darinya tatkala mereka
memasuki masa pensiun. Karena itulah, saya sangat percaya, motivasi kerja
terbaik adalah selalu mengingat kembali saat-saat ketika kita memulai pekerjaan
kita, lantas mengingat pula bagaimana semuanya akan berakhir.
Kan sama seperti sebuah benang!
Tarikan awal dan tarikan terakhir
itulah yang membuatnya kencang dan kokoh, serta tidak kendor. Makanya begitu
pula seharusnya kita di tempat kerja kita. Ingatlah saat-saat pertama, dan
akhirnya…ingat juga saat-saat dimana kita akan berakhir. Dua tarikan
inilah yang seharusnya membuat kita tetap bersemangat. Itulah yang akan membuat
kita nggak lupa daratan!
Salam Antusias!
***
Anthony Dio Martin, "Best EQ trainer Indonesia", direktur HR
Excellency, pembicara, ahli psikologi, penulis buku-buku best seller, host
program motivasional di salah satu radio terkemuka di Indonesia, host beberapa
acara di salah satu TV kabel di Indonesia, kolomnis di berbagai harian dan
majalah. Website: www.anthonydiomartin.com
dan twitter: @anthony_dmartin
0 komentar:
Posting Komentar