Sekitar jam 7an.
Sabtu lagi.
Jadi rata-rata jalanan
keluar kota masih agak sepi.
Saya terburu-buru menuju
ke daerah Gadog untuk urusan keluarga yang penting.
Tiba-tiba masalah muncul
di tengah jalan.
Saya merasakan rasa
kantuk yang luar biasa.
Bahaya!
Saya sudah sering membaca
orang yang mengalami kecelakaan karena mengantuk pas berkendaraan.Tapi nggak
mungkin berhenti di jalan tol.Jadi, caranya adalah mencari tempat
peristirahatan terdekat (Hmmm…berapa jauh lagi?)
Saya membutuhkan kopi.
Butuh cafein.
Biasanya, kopi cukup bisa
membantu tubuhku agar terjaga.
Eits..Saya bukanlah
pecandu kopi.
Mungkin tepatnya bisa
dibilang saya ini “social coffee drinker” (ada nggak ya istilah
begitu? Dimirip-miripin dengan istilah social smoker, artinya minum kopi karena
ikut-ikutan aja atau karena pas iseng).
Tapi dalam situasi ini,
kopi biasanya cukup membantu saya.
Dan setelah berjuang
beberapa saat untuk mempertahankan diri dari rasa kantuk ini, sampailah di
tempat peristirahatan. Ada beberapa pilihan tempat yang jualan kopi. Saya
akhirnya pilih Starbuck!
No, bukan karena gengsi
(karena bagiku yang awam soal kopi hampir semua kopi rasanya sama
aja…kecuali dikasih rasa tertentu!)
So, saya pilih Starbuck
gara-gara itulah yang satu-satunya punya drive thru. Jadi langsung bisa order
tanpa mesti turun dari kendaraan.
Nah, disinilah saya
belajar satu pelajaran penting.
Saya lanjutkn
kisahnya…
Sesaat sampai di tempat
order saya bingung.
Dan melalui pengeras
suara, ada suara yang ramah menyapa, “Selamat pagi. Selamat datang di
Starbuck. Silakan pesan minuman Anda!”
Saya melihat menu kopi di
papan dengan bingung.
Lama banget dan nggak
tahu apa yang mesti dipesan.
Suara ramah itu mengulang
lagi,
“Boleh silakan
dipesan Pak. Saya akan catat!”
“Sebentar ya
Mas. Saya baca dulu!”, jawabku
dengan mata masih berusaha melototin detil info minuman di papan.
Bingung. Lama.
Masalahnya, saya bukan
yang sering minum kopi.
Starbuck bukan tempat
saya nongkrong.
Hanya sesekali, itupun
kalau ada klien atau ada orang yang memilih untuk ketemu di Starbuck.
Akhirnya, suara itu
muncul lagi,
“Ada yang bisa
saya bantu Pak?”
“He..he…Bingung
mau pesannya apa Mas”,
jawabku dengan sedikit tertawa.
“Nggak apa-apa
Pak. Kadang-kadang begitu”
respon suara itu dengan ramah pula.
“Oke. Saya bantu
aja ya Pak, boleh?”
“Pinginnya pagi
ini minum kopi atau nggak Pak?”
“Ya kopi
Mas” jawabku.
“Maunya yang panas
atau dingin?”
“Panas aja, kan
masih pagi Mas” kataku.
“Punya rasa
tertentu yang disukai?”
“Oya, saya
biasanya suka Hazelnut sih” jawabku
lagi.
“Ok. Begini Pak.
Bapak sebenarya bisa memilih Hazelnut Latte, Pak! Bisa dipertimbangkan”
“Hmmm…(setelah
berpikir)…Oke juga Mas. Iya kenapa nggak kepikir ya. Kan saya udah pernah
coba. Itu aja ya. Hazelnut Latte” Jawabku lega karena akhirnya pilihan dibuat.
Akhirnya, order terjadi
dan saya bisa melanjutkan perjalanan.
Sesuatu perjalanan yang
sebenarnya biasa. Tapi, ada sebuah pembelajaran menarik yang saya petik pagi
ini:
HELP YOUR CUSTOMER MAKE DECISION!
Itulah yang saya
pelajari!
Kadangkala, saking
banyaknya informasi. Hal ini membuat orang menjadi bingung.
Kadang, orang tidak
membeli bukan karena nggak punya duit, nggak mau, atau tidak punya kebutuhan.
Tapi seringkali
masalahnya adalah:
MEREKA TIDAK BISA MEMBUAT
KEPUTUSAN.
Mereka Bingung.
Makanya, sebagai seorang
yang menjalankan bisnis, sales, ataupun yang ingin memasarkan suatu jasa
ataupun produk tertentu. Kita harus punya sistem.
Kita harus punya sistem
yang bisa membantu customer kita membuat keputusan.
SISTEM BERTANYA!
Jangan menyodorkan begitu
banyak pilihan.
Memang sih. Berbagai
menu, brosur dan leaflet yang keran-keran akan tampak menarik di depan mata,
dan membuat perusahaan kita kesannya “berkelas”.
Tapi bukan itu yang
menolong customer atau klien kita.
Mereka harus dibantu
untuk membuat keputusan.
Anda sendiri harus bisa
bertanya dengan gaya bertanya ala “eliminasi opsi” seperti yang
dilakukan pelayan itu. Tim penjual dan marketing kita pun harus bisa bertanya
dengan pola seperti itu.
Dengan cara seperti itu,
biasanya akan sangat membantu klien membuat keputusan.
Ingatlah:
A Confused Mind, Can’t Make Decision
Saya ulangi,
A CONFUSED MIND, CAN’T MAKE DECISION!
Pikiran
yang bingung, tidak akan bisa mengambil keputusan.
Hari
ini tugas kita adalah sederhana.
Mari
kita belajar cara sederhana yang dilakukan pelayan di Starbuck pagi ini.
Ciptakan
sistem bertanya yang mengerucutkan opsi pilihan customer akan produk ataupun
servis Anda. Dengan cara begitu, kita membantu klien dan customer kita membuat
keputusan.
Hidup
ini sudah penuh dengan berbagai infomasi dan masalah.
Mari
kita belajar mempermudah kehidupan orang-orang yang akan memberikan bisnis dan
“duit” kepada kita dengan membantunya membuat keputusan.
Tetaplah ANTUSIAS!
Anthony Dio Martin
***
Anthony Dio Martin,
"Best EQ trainer Indonesia", direktur HR Excellency, pembicara, ahli
psikologi, penulis buku-buku best seller, host program motivasional di salah
satu radio terkemuka di Indonesia, host beberapa acara di TV Excellent dan TV
Mutiara, kolomnis di berbagai harian dan majalah. Website: www.anthonydiomartin.com dan
twitter: @anthony_dmartin. Instagram: anthonydiomartin
0 komentar:
Posting Komentar