Kamis, 08 Agustus 2013

LEBARAN DAN TRADISI PULANG KAMPUNGKU

Hari Lebaran. Yeah!
Waktu terus berlalu dan kini memasuki Lebaran di pertengahan tahun 2013.
Saya baru membuat rekaman di SmartFM, dengan membahas soal “Pulang Kampung”.  Ini lagi masa-masanya orang pulang kampung. Kenapa bahas soal Pulang Kampung? Memang, sebisa mungkin saya mengkaitkan isi siaran radio di SmartFM yang saya bawakan (tiap Senin pagi) dengan peristiwa dan kejadian aktual yang terjadi . Nah, kali ini kaitannya dengan Lebaran adan acara tahuan yang banyak dilakukan orang, mudik atau PULANG KAMPUNG. Bayangkan saja, menurut Statistik, tiap Lebaran, yang pulang mencapai 20 juta orang di Indonesia. Wah!

Kalau kita perhatikan di Indonesia ini, tradisi Pulang Kampung itu sendiri, bukan hanya tradisi yang merayakan Lebaran. Yang tidak merayakan Lebaran pun, jadi ikut-ikutan pulang kampung. Paling tidak, pulang untuk merayakan liburan bersama dengan orang-orang yang paling dekat di hati mereka.
Karena itulah, sewaktu di Radio SmartFM minggu ini, saya memilih judul “PULANG KAMPUNG (The Journey To You True Self” karena menurut saya….PERJALANAN PULANG KAMPUNG, SEBENARNYA PUNYA MAKNA PERJALANAN DIRI KITA UNTUK MELIHAT KEMBALI DIRI SEJATI KITA.

Logikanya begini…
Saat pulang kampung, kita bukan saja bertemu dengan orang-orang yang kita kasihi, tetapi juga bertemui dengan tempat dan situasi yang pernah membesarkan kita. Banyak yang bisa dikenang! Saya sendiri punya tradisi pulang kampung. Paling tidak, saya selalu menyempatkan diri mengunjungi makam ayah saya di Singkawang, Kalimantan Barat. Dan inilah tradisi yang saya lakukan. Saya datang ke makam sambil membawa bunga, berdoa bagi ayah saya. Lalu, biasanya dengan hening saya mulai membayangkan itulah rumah ayah saya. Saya pun mulai membayangkan ayah saya disitu, menerima saya dengan ramah dan senyumannya (sama seperti senyum di fotonya). Lalu, saya mulai akan cerita. Menceritakan berbagai kejadian yang telah lewat. Ini seperti PROGRESS REPORT.  Laporan ke boss! Eh ngomong-ngomong, ini bukan tradisi agama manapun. Ini juga kebiasaan adat dimanapun. Ini cara saya secara personal, mengenang dan menghormati ayahku. Ini cara saya menterapi diri saya, mengisi kekosongan yang saya alami, soal figur ayah!

Masalahnya, saya telah kehilangan ayah saya sejak rusia 4 tahun. Saat itu, saya tak punya memori apa-apa tentangnya. Rasa kangen dan kehilangan figur ayah baru saya rasakan tatkala saya memasuki SD. Saat itu, saya bahkan pernah marah kepada Tuhan, “Tuhan. Mengapa ayah saya yang diambil? Bukan ayah teman-teman saya yang lebih kaya?”. Namun, sekarang tahu Tuhan ternyata punya ide yang menarik, dibalik apa yang saya anggap musibah ini.

Saat ayahku meninggal, keluarga jadi sulit.  Khususnya secara ekonomi. Mama-ku bekerja dengan sangat keras demi ke-8 anak-anaknya. Thanks untuk Mama-ku. Mama luar biasa yang mengajarkan arti TANGGUNG JAWAB yang luar biasa. Kakakku pun jadi bekerja. Thanks juga untuk kakak-kakakku semuanya yang mengajarkan bagaimana menjadi kakak yang peduli dengan adik-adiknya.  Kami punya tradisi. Sang kakak, harus “menggendong” dalam arti membantu adiknya untuk berhasil.  Sebenarnya, ini agak nggak adil! Masalahnya, saya adik yang paling kecil. Mereka semua punya kewajiban untuk membantuku. Sementara, aku nggak punya kewajiban pada adikku (kan nggak punya adik lagi?). Tapi hebatnya, tidak sekalipun mereka minta balas budi. Nggak sekalipun! Jadi, sayalah yang harus belajar tahu diri! Alasannya, karena sudah dibantu dan ditolong mereka. Karena itulah, tradisi pulang kampungku adalah tradisi menghormati kakakku, Mamaku dan juga mereka-mereka yang telah menjadikanku hingga sekarang!

ORANG YANG PUNYA SUKSES SEJATI, TAHU BERTERIMA KASIH. TAHU MENGHARGAI DAN MENGHORMATI JASA-JASA ORANG YANG TELAH MENJADIKANNYA HINGGA SEPERTI SEKARANG!
   
Saya jadi ingat buku karya seorang sahabatku, Philips Triatna, seorang yang sukses di MLM dan juga seorang pembicara. Judulnya “Kembali Berdetak”. Ini buku yag filosofinya menakjubkan! Thanks to Phillips! Dalam buku ini, Philips mengangkat tema “HARGAILAH ORANG-ORANG YANG PERNAH BERJASA DALAM KEHIDUPANMU”. Bahkan buku ini berkisah soal bagaimana Phillips melakukan napak tilas, balik kampung, untuk mengucapkan terima kasih pada semua orang yang berjasa dalam hidupnya. Nah, pernahkah Anda melakukan napak tilas dan mengucapkan terima kasih pada mereka yang pernah berjasa dalam hidupmu.  Saya beberapa kali melakukannya. Dan mereka-mereka yang saya kunjungi, betul-betul sudah dimakan usia tapi kita bisa lihat….betapa senangnya sekali! Hanya saja, tidak seperti Phillips yang betul-betul melakukan dengan semua orang yang berjasa, saya masih punya daftar beberapa orang yang belum saya kunjungi. Dan, saya masih punya janji untuk mengunjungi mereka!

SEBENARNYA, MEREKA YANG PERNAH BERJASA DALAM HIDUPMU, TIDAK MENGHARAPKAN BALAS JASA APAPUN. TATKALA MERLIHAT DIRIMU SUKSES, ITULAH KEBAHAGIAAN MEREKA. DAN ITULAH KEBAHAGIAAN YANG BISA KITA PERSEMBAHKAN BUAT MEREKA. PALING TIDAK, APA YANG MEREKA LAKUKAN DALAM HIDUPMU, JADI TIDAK SIA-SIA!

Dan di lebaran ini, saya pun akan pulang ke kampung halamanku di Kalimantan. Pulang bertemu dengan orang-orang yang berjasa dalam hidupku. Pulang menemui tempat dan situasi dimana aku dibesarkan. Tempat yang menempaku, tempat yang mengajariku dengan pelajaran-pelajaran kehidupan yang bermakna.

Nah, bagaimana dengan yang tidak punya kampung?
Gampang. Saranku, ambil album fotomu. Lihatlah! Atau, lebih menarik kalau bisa, kunjungilah tempat-tempat masa kecilmu. Tempat bermainmu dulu. Ingat kembali, bagaimana kesulitan, kekonyolan, kenakalan, juga kegembiraan masa lalumu. Itulah “KAMPUNG”-mu. Sejarahmu! Sejarah yang pernah membentukmu.

Jadi sarankan, buat yang jarang melakukannya. Ambil waktu untuk pulang kampung. Itulah perjalanan melihat diri sejatimu! YOUR JOURNEY TO YOUR TRUE SELF! Enjoy!


Selamat Idul Fitri


ADM (Anthony Dio Martin)

0 komentar:

Posting Komentar