Hari Lebaran. Yeah!
Waktu terus berlalu
dan kini memasuki Lebaran di pertengahan tahun 2013.
Saya baru membuat
rekaman di SmartFM, dengan membahas soal “Pulang Kampung”. Ini lagi masa-masanya orang pulang kampung. Kenapa
bahas soal Pulang Kampung? Memang, sebisa mungkin saya mengkaitkan isi siaran
radio di SmartFM yang saya bawakan (tiap Senin pagi) dengan peristiwa dan kejadian
aktual yang terjadi . Nah, kali ini kaitannya dengan Lebaran adan acara tahuan
yang banyak dilakukan orang, mudik atau PULANG KAMPUNG. Bayangkan saja, menurut Statistik, tiap Lebaran,
yang pulang mencapai 20 juta orang di Indonesia. Wah!
Kalau kita perhatikan
di Indonesia ini, tradisi Pulang Kampung itu sendiri, bukan hanya tradisi yang
merayakan Lebaran. Yang tidak merayakan Lebaran pun, jadi ikut-ikutan pulang kampung.
Paling tidak, pulang untuk merayakan liburan bersama dengan orang-orang yang paling
dekat di hati mereka.
Karena itulah, sewaktu
di Radio SmartFM minggu ini, saya memilih judul “PULANG KAMPUNG (The Journey To
You True Self” karena menurut saya….PERJALANAN
PULANG KAMPUNG, SEBENARNYA PUNYA MAKNA PERJALANAN DIRI KITA UNTUK MELIHAT KEMBALI
DIRI SEJATI KITA.
Logikanya begini…
Saat pulang kampung,
kita bukan saja bertemu dengan orang-orang yang kita kasihi, tetapi juga
bertemui dengan tempat dan situasi yang pernah membesarkan kita. Banyak yang
bisa dikenang! Saya sendiri punya tradisi pulang kampung. Paling tidak, saya
selalu menyempatkan diri mengunjungi makam ayah saya di Singkawang, Kalimantan
Barat. Dan inilah tradisi yang saya lakukan. Saya datang ke makam sambil membawa
bunga, berdoa bagi ayah saya. Lalu, biasanya dengan hening saya mulai
membayangkan itulah rumah ayah saya. Saya pun mulai membayangkan ayah saya
disitu, menerima saya dengan ramah dan senyumannya (sama seperti senyum di
fotonya). Lalu, saya mulai akan cerita. Menceritakan berbagai kejadian yang
telah lewat. Ini seperti PROGRESS REPORT.
Laporan ke boss! Eh ngomong-ngomong, ini bukan tradisi agama manapun.
Ini juga kebiasaan adat dimanapun. Ini cara saya secara personal, mengenang dan
menghormati ayahku. Ini cara saya menterapi diri saya, mengisi kekosongan yang
saya alami, soal figur ayah!
Masalahnya, saya telah
kehilangan ayah saya sejak rusia 4 tahun. Saat itu, saya tak punya memori apa-apa
tentangnya. Rasa kangen dan kehilangan figur ayah baru saya rasakan tatkala
saya memasuki SD. Saat itu, saya bahkan pernah marah kepada Tuhan, “Tuhan. Mengapa ayah saya yang diambil?
Bukan ayah teman-teman saya yang lebih kaya?”. Namun, sekarang tahu Tuhan
ternyata punya ide yang menarik, dibalik apa yang saya anggap musibah ini.
Saat ayahku meninggal,
keluarga jadi sulit. Khususnya secara
ekonomi. Mama-ku bekerja dengan sangat keras demi ke-8 anak-anaknya. Thanks
untuk Mama-ku. Mama luar biasa yang mengajarkan arti TANGGUNG JAWAB yang luar
biasa. Kakakku pun jadi bekerja. Thanks juga untuk kakak-kakakku semuanya yang
mengajarkan bagaimana menjadi kakak yang peduli dengan adik-adiknya. Kami punya tradisi. Sang kakak, harus “menggendong”
dalam arti membantu adiknya untuk berhasil. Sebenarnya, ini agak nggak adil! Masalahnya, saya
adik yang paling kecil. Mereka semua punya kewajiban untuk membantuku.
Sementara, aku nggak punya kewajiban pada adikku (kan nggak punya adik lagi?). Tapi hebatnya, tidak sekalipun mereka
minta balas budi. Nggak sekalipun! Jadi, sayalah yang harus belajar tahu diri! Alasannya,
karena sudah dibantu dan ditolong mereka. Karena itulah, tradisi pulang
kampungku adalah tradisi menghormati kakakku, Mamaku dan juga mereka-mereka
yang telah menjadikanku hingga sekarang!
ORANG YANG PUNYA SUKSES SEJATI, TAHU BERTERIMA KASIH. TAHU MENGHARGAI
DAN MENGHORMATI JASA-JASA ORANG YANG TELAH MENJADIKANNYA HINGGA SEPERTI
SEKARANG!
Saya jadi ingat buku karya
seorang sahabatku, Philips Triatna, seorang yang sukses di MLM dan juga seorang
pembicara. Judulnya “Kembali Berdetak”. Ini buku yag filosofinya menakjubkan! Thanks
to Phillips! Dalam buku ini, Philips mengangkat tema “HARGAILAH ORANG-ORANG
YANG PERNAH BERJASA DALAM KEHIDUPANMU”. Bahkan buku ini berkisah soal bagaimana
Phillips melakukan napak tilas, balik kampung, untuk mengucapkan terima kasih
pada semua orang yang berjasa dalam hidupnya. Nah, pernahkah Anda melakukan
napak tilas dan mengucapkan terima kasih pada mereka yang pernah berjasa dalam
hidupmu. Saya beberapa kali melakukannya.
Dan mereka-mereka yang saya kunjungi, betul-betul sudah dimakan usia tapi kita
bisa lihat….betapa senangnya sekali! Hanya saja, tidak seperti Phillips yang
betul-betul melakukan dengan semua orang yang berjasa, saya masih punya daftar
beberapa orang yang belum saya kunjungi. Dan, saya masih punya janji untuk
mengunjungi mereka!
SEBENARNYA, MEREKA YANG PERNAH BERJASA DALAM HIDUPMU, TIDAK MENGHARAPKAN
BALAS JASA APAPUN. TATKALA MERLIHAT DIRIMU SUKSES, ITULAH KEBAHAGIAAN MEREKA. DAN
ITULAH KEBAHAGIAAN YANG BISA KITA PERSEMBAHKAN BUAT MEREKA. PALING TIDAK, APA
YANG MEREKA LAKUKAN DALAM HIDUPMU, JADI TIDAK SIA-SIA!
Dan di lebaran ini,
saya pun akan pulang ke kampung halamanku di Kalimantan. Pulang bertemu dengan
orang-orang yang berjasa dalam hidupku. Pulang menemui tempat dan situasi dimana
aku dibesarkan. Tempat yang menempaku, tempat yang mengajariku dengan
pelajaran-pelajaran kehidupan yang bermakna.
Nah, bagaimana dengan
yang tidak punya kampung?
Gampang. Saranku, ambil
album fotomu. Lihatlah! Atau, lebih menarik kalau bisa, kunjungilah tempat-tempat
masa kecilmu. Tempat bermainmu dulu. Ingat kembali, bagaimana kesulitan,
kekonyolan, kenakalan, juga kegembiraan masa lalumu. Itulah “KAMPUNG”-mu. Sejarahmu!
Sejarah yang pernah membentukmu.
Jadi sarankan, buat
yang jarang melakukannya. Ambil waktu untuk pulang kampung. Itulah perjalanan
melihat diri sejatimu! YOUR JOURNEY TO YOUR TRUE SELF! Enjoy!
Selamat Idul Fitri
ADM (Anthony Dio
Martin)
0 komentar:
Posting Komentar