Jumat, 13 November 2015

10 Kesalahan Pimpinan dan Manajemen, Yang Sering Dilakukan!



Smart Emotion Radiotalk, 05 November 2015

Baik Anda memimpin tim kecil maupun memimpin organisasi, Anda seringkali tidak terlepas dari kesalahan ini. Memang sih, selalu dikatakan, “Wajar dong bikin salah. Kan kita manusia yang nggak sempurna”. Tapi, kalau kesalahan ini terus dibiarkan ongkosnya akan menjadi mahal. Tim jadi nggak efektif dan bisa-bisa kita kehilangan orang-orang bagus di tim kita. Padahal, supaya sukses, kita butuh orang-orang bagus untuk menggerakkan organisasi kita. Jadi, apa saja ke-10 kesalahan itu? Dalam Smart Emotion Radiotalk kali ini akan dikupas 10 kesalahan manajemen, atau pimpinan (boss) di organisasi yang sering dilakukan. Dengarkanlah ke-10 kesalahan ini, hindarilah…agar Anda tidak membawa organisasi Anda ke ambang kehancuran.


Pertanyaan KASUS ke Smart Listener: Eko bekerja di perusahaan milik keluarga istrinya. Sebenarnya Eko lebih suka bekerja di perusahaan lain, karena ia merasa perusahaan milik keluarganya ini kurang professional, juga terlalu kecil untuk latar pendidikannya yang S-2. Eko sering merasa sungkan kalau harus menyampaikan kesalahan yang dilakukan mertua ataupun Om dari istrinya yang terlibat dalam bisnis keluarganya itu. Misal soal pengaturan uang yang kadang kacau antara kebutuhan pribadi atau bisnis.  Masalahnya dulu Eko pernah menjalankan bisnis sendiri dan gagal. Ia pun dimasukkan ke dalam perusahaan ini. Jadi, Eko punya hutang budi karena secara financial ia diselamatkan mertuanya. Tampaknya, mertua dan Omnya kini membutuhkan tenaganya Eko,namun Eko kurang suka karena dirinya jadi banyak diatur. Apa yang seharusnya Eko lakukan? Keluar ataukah bertahan?

Apa Saja Ke-10 Kesalahan Itu?
(1) Tidak Ada Umpan Balik Sama Sekali.
·         Yang salah, nggak langsung ditegur. Yang bagus, juga nggak dipuji.
·         Karyawan nggak punya clue, yang mereka lakukan itu benar ataukah salah.
·         Menurut The Ken Blanchard Company, dari survey terhadap 1,400 eksekutif, gagal memberikan umpan balik adalah kesalahan paling umum
·         Contoh kasus: “Saya bekerja di perusahaan jasa ekspedisi. Boss kami amat cuek, kami bekerja tanpa tahu, apakah yang kami lakukan itu bagus atau nggak. Sebenarnya saya ingin ditegur kalau salah. Tapi nggak ada tuh. Dan tahun lalu, tahu-tahu saya hanya dikasih nilai biasa aja, padahal saya merasa kerjaan saya sudah bagus. Ternyata, usut punya usut boss pernah kurang sreg dengan salah satu proyek ang saya kerjakan. Tapi kenapa nggak dikasih tahu ke saya?”
·         Tips: salah sebaiknya dicatat, dikasih tahu (biar nggak kelamaan), dilakukan personal!

(2) Nggak Punya Waktu Untuk Timnya
·         Lingkaran setan terjadi: nggak ada waktu, kemampuan nggak berkembang, nggak ada yang bisa dipercayakan, manajemen harus kerjakan sendiri, makin nggak ada waktu!
·         No time for your team, means no time for your business because team is the key to your business!
·         Jack Welch, melakukan review dengan timnya di seluruh dunia setiap hari!
·         Contoh kasus: “Saya bekerja untuk atasan yang seorang public figure. Beliau punya banyak acara. Tapi ya itu, sepanjang tahun, kita merasa dicuekin. Malahan, ketemuanya hanya di acara-acara besar. Temanku pernah bilang, “Seneng dong ya kerja untuk seorang public figure”. Apanya yang senang. Lha ketemu aja jarang. Ngomongpun hanya seadanya”
·         Tips: tentukan waktunya karena kalau nggak, nggak pernah akan ada waktu. Bikin janji atau kalau perlu tentukan waktu rutin, mis: sebulan sekali ataukah seminggu sekali!

(3) Lepas Tangan
·         Semboyannya sih keren, “Kami peduli dengan karyawan kamu (We Care With Our Employee). Tapi, kalau karyawan membuat salah, suka disalahin dan manajemen lepas tangan
·         Contoh kasus: “Teman saya pernah mengurusi suatu proyek dengan kliennya. Waktu itu ada keputusan yang disarankan oleh atasannya yang ia eksekusi. Ternyata, hal itu berdampak pada dipanggilnya teman saya oleh otoritas keuangan. Tahu nggak, manajemen sama sekali tidak mau tahu dan tidak mau mengakui. Masalahnya, teman saya juga tidak punya bukti bahwa manajemen sebenarnya tahu. Jadi, sekarang ini dia dijadikan tumbal. Tapi itu membuat kita was-was. Manajemen nggak bisa dipercaya!”
·         Tips: ketika ada masalah, cari tahu apa yang terjadi, ajak meeting atau panggil orangnya untuk didengarkan!

(4) Terlalu Ramah
·         Di satu sisi, hubungan dengan karyawan harus bagus. Tapi, terlalu ramah, akan membuat manajemen dan manager jadi tidak punya wibawa juga.
·         Bahaya: susah ambil keputusan tegas, saat diperlukan!
·         Contoh kasus: “Saya punya atasan bule yang sangat baik. Ia sangat dekat dengan orang local dan istrinya orang Indonesia. Hanya saja, kedekatannya agak berlebihan. Sampai-sampai aku pikir, carayia udah nggak efektif. Ia jadi nggak bisa melakukan ketegasan. Mungkin karena ia tidak mau nggak disukai. Banyak peraturan yang jadinya nggak efektif dan dilanggar seenaknya. Si bule ini juga sering karaoke dan minum bareng dengan salah satu manager yang dibenci. Kayaknya di bule ini tahu soal parahnya manager ini, tapi nggak perna ditegur tuh!”  
·         Tips: ramah boleh tapi jangan keterlaluan, kalau mau melakukan hal yang terlalu personal, sebaiknya jangan bawa bawahan

(5) Tidak Ada Goal Yang Jelas
·         Setiap hari, orang bekerja harus punya sasaran. Kalau tidak mereka hanya akan habiskan waktu begitu saja tanpa melakukan apapun!
·         Contoh kasus: “Tempat kerja kami paling enak dan sekaligus juga  bingungin. Nggak ada job desk dan targetnya. Pokoknya, tiap hari datang, nggak jelas apa yang mesti dikerjakan”
·         Tips: tuliskan paling tidak, apa harapan Anda tentang kerjaan dia, kalau perlu ajak dia bicara da kasih tahu harapan Anda,tapi jangan biarkan!

(6) Nggak Menyadari Motivasi Timnya
·         Seringkali berasumsi, motivasinya UANG! Kadang ada yang motivasinya beda!
·         Siapa tahu, motivasinya karena KELUARGA! Atau TIM YANG MENYENANGKAN!
·         Contoh kasus: “Kami di perusahan jasa theme park. Boss saya pernah marah-marah, kalau kami tidak mau lembur. Kan udah dibayar, Mestinya kalian kerja dong. Udah dibayar kok. Kan kalian butuh duit, Kenapa sih nggak mau. Padahal, justru kami kerja disini karena bisa pulang tepat waktu untuk urus keluarga”
·         Tips: luangkan waktu untuk bicara non formal, gali apa sebenarnya motivasi mereka dalam bekerja

(7) Rekrutmen Yang Terlalu Terburu-Buru
·         Karna kerjaan banyak, orang langsung direkrut tanpa melihat dengan jelas dan memikirkan dengan jelas, tujuan dan ketepatan orang itu. Habis itu pusing!
·         Contoh kasus: “Heran deh, boss kami tiap hari buka lowongan dan dia yang melakukan interview. Habis itu bingung, orang mau ditaruh dimana. Dan banyak kerjaan yang overlaping”
·         Tips: lakukan man power planning dan cek lebih detil sebelum direkrut!

(8) Tidak Memberikan Contoh
·         Tiap hari hanya berkoar-koar, “Jangan gossip” tapi tahunya majamenen sendiri hobinya gossip!
·         Contoh kasus: “Manajemen kita itu unik. Katanya, jangan suka cari kambing hitam. Tapi kalau udah ada masalah, suka nyalahin kita”
·         Tips: jangkan bicara soal apa yang kita sediri belum mampu lakukan, kalau itu diri kita sendiri belum bisa, cobalah lakukan dulu barulah minta ke anak buah!

(9) Tidak Memberdayakan Timnya
·         Bawahan merasa hopeless, karena tidak punya otoritas! Apa-apa, kalau ditanya, “Saya tidak punya wewenang”
·         Contoh kasus: “Di tempat saya, pernah ada karyawan baru mencoba melakukan suatu inisiatif buat klien. Sebenarnya itu ide yang baik. Eh, nggak tahunya dia dimaki-maki. Habis itu dia kapok deh. Kita sih dari dulu udah kapok!”
·         Tips: kalau nggak diberdayakan, tim selamanya akan kerdil! Panggil dan jelaskan otoritasnya, beri kesempatan untuk melakukan kesalahan dan biarkan mereka juga belajar!

(10)Manajemen Nggak Menjalankan Fungsinya
·        Fungsi dan peran Manajemen apa saja? Kejelasan, Keputusan, Keterjaminan
·         Manajemen itu seperti filosofi 5 Jari:
Jempol (memuji, apresiasi dan memotivasi),
Telunjuk (memberikan arah dan petunjuk), 
Tengah (menegur, menegaskan),
Manis (membangun hubungan),
Kelingking (mendengerkan, empati)
·         Contoh kasus: “Manager saya hobinya marah-marah. Waktu ketika ada masalah dengan unit kami, malahan ia melakukan travelling ke luar negeri sehingga waktu dimarahi oleh big boss, kami yang kena sementara dia nggak ada. Kadang keputusannya juga plin plan, sehingga seringkali terlambat eksekusi dan kita pun jadi merugi. Tapi dah begitu, kamilah yang disalahkan. Dan tiap hari, kami sering digilir untuk dimarahi. Manager saya ini menjilat ke big boss, jadi keputusan yang sudah dimabil kadang dengan seenaknya bisa diubah kalau ia merasa big bossnya nggak suka”.

“Memang benar kesalahan akan membuat kita lebih dewasa, Tetapi meluangkan waktu untuk belajar soal kesalahan ini serta berusaha menghindarinya, akan lebih baik!”

“Orang bodoh, nggak sadar-sadar dengan kesalahannya. Orang biasa, belajar dari kesalahannya. Tetapi orang yang hebat, belajar dari kesalahan orang lain”

0 komentar:

Posting Komentar