Smart Emotion Radiotalk, 05 November 2015
Baik Anda memimpin
tim kecil maupun memimpin organisasi, Anda seringkali tidak terlepas dari
kesalahan ini. Memang sih, selalu dikatakan, “Wajar dong bikin salah. Kan kita
manusia yang nggak sempurna”. Tapi, kalau kesalahan ini terus dibiarkan
ongkosnya akan menjadi mahal. Tim jadi nggak efektif dan bisa-bisa kita
kehilangan orang-orang bagus di tim kita. Padahal, supaya sukses, kita butuh
orang-orang bagus untuk menggerakkan organisasi kita. Jadi, apa saja ke-10
kesalahan itu? Dalam Smart Emotion Radiotalk kali ini akan dikupas 10 kesalahan
manajemen, atau pimpinan (boss) di organisasi yang sering dilakukan.
Dengarkanlah ke-10 kesalahan ini, hindarilah…agar Anda tidak membawa organisasi
Anda ke ambang kehancuran.
Pertanyaan KASUS ke Smart Listener: Eko bekerja di perusahaan milik keluarga istrinya.
Sebenarnya Eko lebih suka bekerja di perusahaan lain, karena ia merasa
perusahaan milik keluarganya ini kurang professional, juga terlalu kecil untuk
latar pendidikannya yang S-2. Eko sering merasa sungkan kalau harus
menyampaikan kesalahan yang dilakukan mertua ataupun Om dari istrinya yang
terlibat dalam bisnis keluarganya itu. Misal soal pengaturan uang yang kadang
kacau antara kebutuhan pribadi atau bisnis. Masalahnya dulu Eko pernah
menjalankan bisnis sendiri dan gagal. Ia pun dimasukkan ke dalam perusahaan
ini. Jadi, Eko punya hutang budi karena secara financial ia diselamatkan
mertuanya. Tampaknya, mertua dan Omnya kini membutuhkan tenaganya Eko,namun Eko
kurang suka karena dirinya jadi banyak diatur. Apa yang seharusnya Eko lakukan?
Keluar ataukah bertahan?
Apa Saja Ke-10 Kesalahan Itu?
(1) Tidak Ada Umpan Balik Sama Sekali.
· Yang salah, nggak langsung ditegur. Yang bagus, juga nggak
dipuji.
· Karyawan nggak punya clue, yang mereka lakukan itu benar
ataukah salah.
· Menurut The Ken Blanchard Company, dari survey terhadap
1,400 eksekutif, gagal memberikan umpan balik adalah kesalahan paling umum
· Contoh kasus:
“Saya bekerja di perusahaan jasa ekspedisi. Boss kami amat cuek, kami bekerja
tanpa tahu, apakah yang kami lakukan itu bagus atau nggak. Sebenarnya saya
ingin ditegur kalau salah. Tapi nggak ada tuh. Dan tahun lalu, tahu-tahu saya
hanya dikasih nilai biasa aja, padahal saya merasa kerjaan saya sudah bagus.
Ternyata, usut punya usut boss pernah kurang sreg dengan salah satu proyek ang
saya kerjakan. Tapi kenapa nggak dikasih tahu ke saya?”
· Tips: salah sebaiknya dicatat, dikasih tahu (biar nggak
kelamaan), dilakukan personal!
(2) Nggak Punya Waktu Untuk Timnya
· Lingkaran setan terjadi: nggak ada waktu, kemampuan
nggak berkembang, nggak ada yang bisa dipercayakan, manajemen harus kerjakan
sendiri, makin nggak ada waktu!
· No time for your team, means no time for your business
because team is the key to your business!
· Jack Welch, melakukan review dengan timnya di seluruh dunia
setiap hari!
· Contoh kasus:
“Saya bekerja untuk atasan yang seorang public figure. Beliau punya banyak
acara. Tapi ya itu, sepanjang tahun, kita merasa dicuekin. Malahan, ketemuanya
hanya di acara-acara besar. Temanku pernah bilang, “Seneng dong ya kerja untuk
seorang public figure”. Apanya yang senang. Lha ketemu aja jarang. Ngomongpun
hanya seadanya”
· Tips: tentukan waktunya karena kalau nggak, nggak pernah akan
ada waktu. Bikin janji atau kalau perlu tentukan waktu rutin, mis: sebulan
sekali ataukah seminggu sekali!
(3) Lepas Tangan
·
Semboyannya sih keren, “Kami peduli dengan karyawan kamu (We Care With Our
Employee). Tapi, kalau karyawan membuat salah, suka
disalahin dan manajemen lepas tangan
·
Contoh kasus: “Teman saya pernah mengurusi suatu proyek dengan kliennya.
Waktu itu ada keputusan yang disarankan oleh atasannya yang ia eksekusi.
Ternyata, hal itu berdampak pada dipanggilnya teman saya oleh otoritas
keuangan. Tahu nggak, manajemen sama sekali tidak mau tahu dan tidak mau
mengakui. Masalahnya, teman saya juga tidak punya bukti bahwa manajemen
sebenarnya tahu. Jadi, sekarang ini dia dijadikan tumbal. Tapi itu membuat kita
was-was. Manajemen nggak bisa dipercaya!”
· Tips: ketika ada masalah, cari tahu apa yang terjadi, ajak
meeting atau panggil orangnya untuk didengarkan!
(4) Terlalu Ramah
·
Di satu sisi, hubungan dengan karyawan harus bagus. Tapi,
terlalu ramah, akan membuat manajemen dan manager jadi tidak punya wibawa juga.
·
Bahaya: susah ambil keputusan tegas, saat diperlukan!
·
Contoh kasus: “Saya punya atasan bule yang sangat baik. Ia sangat dekat dengan
orang local dan istrinya orang Indonesia. Hanya saja, kedekatannya agak berlebihan.
Sampai-sampai aku pikir, carayia udah nggak efektif. Ia jadi nggak bisa
melakukan ketegasan. Mungkin karena ia tidak mau nggak disukai. Banyak
peraturan yang jadinya nggak efektif dan dilanggar seenaknya. Si bule ini juga
sering karaoke dan minum bareng dengan salah satu manager yang dibenci.
Kayaknya di bule ini tahu soal parahnya manager ini, tapi nggak perna ditegur
tuh!”
·
Tips: ramah boleh
tapi jangan keterlaluan, kalau mau melakukan hal yang terlalu personal,
sebaiknya jangan bawa bawahan
(5) Tidak Ada Goal Yang Jelas
· Setiap hari, orang bekerja harus punya sasaran. Kalau tidak
mereka hanya akan habiskan waktu begitu saja tanpa melakukan apapun!
· Contoh kasus:
“Tempat kerja kami paling enak dan sekaligus juga bingungin. Nggak ada
job desk dan targetnya. Pokoknya, tiap hari datang, nggak jelas apa yang mesti
dikerjakan”
· Tips: tuliskan paling tidak, apa harapan Anda tentang kerjaan
dia, kalau perlu ajak dia bicara da kasih tahu harapan Anda,tapi jangan
biarkan!
(6) Nggak Menyadari Motivasi Timnya
· Seringkali berasumsi, motivasinya UANG! Kadang ada yang
motivasinya beda!
· Siapa tahu, motivasinya karena KELUARGA! Atau TIM YANG
MENYENANGKAN!
· Contoh kasus:
“Kami di perusahan jasa theme park. Boss saya pernah marah-marah, kalau kami
tidak mau lembur. Kan udah dibayar, Mestinya kalian kerja dong. Udah dibayar
kok. Kan kalian butuh duit, Kenapa sih nggak mau. Padahal, justru kami kerja
disini karena bisa pulang tepat waktu untuk urus keluarga”
· Tips: luangkan waktu untuk bicara non formal, gali apa
sebenarnya motivasi mereka dalam bekerja
(7) Rekrutmen Yang Terlalu Terburu-Buru
· Karna kerjaan banyak, orang langsung direkrut tanpa melihat
dengan jelas dan memikirkan dengan jelas, tujuan dan ketepatan orang itu. Habis
itu pusing!
· Contoh kasus:
“Heran deh, boss kami tiap hari buka lowongan dan dia yang melakukan interview.
Habis itu bingung, orang mau ditaruh dimana. Dan banyak kerjaan yang
overlaping”
· Tips: lakukan man power planning dan cek lebih detil sebelum
direkrut!
(8) Tidak Memberikan Contoh
· Tiap hari hanya berkoar-koar, “Jangan gossip” tapi tahunya
majamenen sendiri hobinya gossip!
· Contoh kasus:
“Manajemen kita itu unik. Katanya, jangan suka cari kambing hitam. Tapi kalau
udah ada masalah, suka nyalahin kita”
· Tips: jangkan bicara soal apa yang kita sediri belum mampu
lakukan, kalau itu diri kita sendiri belum bisa, cobalah lakukan dulu barulah
minta ke anak buah!
(9) Tidak Memberdayakan Timnya
· Bawahan merasa hopeless, karena tidak punya otoritas!
Apa-apa, kalau ditanya, “Saya tidak punya wewenang”
· Contoh kasus:
“Di tempat saya, pernah ada karyawan baru mencoba melakukan suatu inisiatif
buat klien. Sebenarnya itu ide yang baik. Eh, nggak tahunya dia dimaki-maki.
Habis itu dia kapok deh. Kita sih dari dulu udah kapok!”
· Tips: kalau nggak diberdayakan, tim selamanya akan kerdil!
Panggil dan jelaskan otoritasnya, beri kesempatan untuk melakukan kesalahan dan
biarkan mereka juga belajar!
(10)Manajemen Nggak Menjalankan Fungsinya
· Fungsi dan peran Manajemen apa saja? Kejelasan, Keputusan, Keterjaminan
· Manajemen itu seperti filosofi 5 Jari:
Jempol (memuji,
apresiasi dan memotivasi),
Telunjuk (memberikan
arah dan petunjuk),
Tengah (menegur,
menegaskan),
Manis (membangun
hubungan),
Kelingking (mendengerkan,
empati)
· Contoh kasus:
“Manager saya hobinya marah-marah. Waktu ketika ada masalah dengan unit kami,
malahan ia melakukan travelling ke luar negeri sehingga waktu dimarahi oleh big
boss, kami yang kena sementara dia nggak ada. Kadang keputusannya juga plin
plan, sehingga seringkali terlambat eksekusi dan kita pun jadi merugi. Tapi dah
begitu, kamilah yang disalahkan. Dan tiap hari, kami sering digilir untuk
dimarahi. Manager saya ini menjilat ke big boss, jadi keputusan yang sudah
dimabil kadang dengan seenaknya bisa diubah kalau ia merasa big bossnya nggak
suka”.
“Memang
benar kesalahan akan membuat kita lebih dewasa, Tetapi meluangkan waktu untuk
belajar soal kesalahan ini serta berusaha menghindarinya, akan lebih baik!”
“Orang
bodoh, nggak sadar-sadar dengan kesalahannya. Orang biasa, belajar dari
kesalahannya. Tetapi orang yang hebat, belajar dari kesalahan orang lain”
0 komentar:
Posting Komentar