Seorang yang sedang
sekarat, menulis sebuah surat kepada sahabat akrabnya. Ia didiagnosa penyakit
terminal dimana dokter memvonisnya hanya bisa hidup beberapa bulan lagi. Dalam
suratnya ia berkata, “Sahabatku, biasanya
aku hanya merayakan kehidupanku setahun sekali. Namun, sejak aku terbaring di
rumah sakit. Saya jadi belajar menghargai kehidupan. Apa yang membuatku
bertahan adalah kenangan demi kenangan yang indah yang pernah aku lewati. Dan
setiap pagi, tatkala aku masih bisa membuka mataku, aku berkata, “Terima kasih
atas setiap hari yang masih boleh aku nikmati”. Dan tahukah kamu sekarang.
Setiap hari menjadi perayaan buatku. Karena besok, mungkin tidak pernah akan
aku nikmati lagi”
Dari
kisah diatas, tulisan kali ini ingin kaitkan dengan ulang tahun yang baru saja
saya lewati. Dan dari perenungan ulang tahun inilah, saya ingin berbagi soal
topik “merayakan” dalam kehidupn kita ini. Sebenanya, ini bukan bicara soal
ulang tahun saja, tetapi bisa dikaitkan dengan perayaan apapun dalam kehidupan
kita. Sebenatnya, ada ungkapkan menarik dari Oprah Winfred, “Semakin banyak yang kamu rayakan dan
hargai, semakin banyak hala yang bisa kamu rayakan dan hargai!” Sungguh
kalimat yang menarik untuk direnungkan!
Mengapa merayakan itu penting?
Ada dua alsan sebenarnya. Pertama,
ternyata merayakan, apapun, sangat penting bagi keseimbangan kehidupan kita.
Kita tidak bisa terus berjalan ataupun terus melakukan apapun. So, celebrating is an important part of
living a happy and balanced life.
Kedua, merayakan itu ibaratnya
berhenti sejenak dan melihat ke belakang untuk menghargai apa yang telah kita
lewati, namun sekaligus melihat ke depan untuk membangkitkan kembali gairah
kita dengan apa yang mungkin akan kita alami. Selama ini, kita mungkin bersikap
seperti seorang pengendara mobil yang terlalu sibuk menyetir, sehingga jarang
menghargai pemandangan kehidupan yang telah dilewati.
Problem soal
merayakan
Di negara kita, ketika bicara soal ulang tahun,
kebanyakan kita tidak terlalu ekspresif merayakannya. Biasanya hanya
makan-makan ataupun berkumpul dengan orang terdekat. Akibatnya, berbagai perayaan termasuk
perayaan ulang tahun kini sekedar menjadi seremonial belaka, hanya jadi tradisi saja. Selain itu, kalimat merayakanpun menjadi kalimat yang “pasif”.
Kita cenderun menunggu diucapin selamat, menunggu pesta kejutan diberikan buat
kita.
Harusnya,
kalimat merayakan menjadi kalimat aktif juga dari kita. Hingga kini, saya tidak
akan pernah lupa betapa terkesannya saya dengan seorang nenek tua penulis dan
pembicara handal, yang kini saya sebut “Bunda” yang selalu merayakan ulang
tahunnya secara unik. Caranya, ia akan berkunjung ke penjara memberikan
motivasi ataupun memberikan seminar denagn megumpulkan para tukang ojek. Hal ini, sungguh perayaan yang “aktif”!
Selain
itu, biasanya perayaanpun banyak yang sifatnya eksternal berupa harapan akan
hadirnya kado, karangan bunga, ucapan selamat. Ketika tidak ada kado, karang bunga ataupun
ucapan selamat it, kita pun menjadi sangat terganggu dan kesal. Mungkin
saatnya, kita belajar bahwa ulang tahun menjadi perayaan pribadi yang bersifat
internal juga. Bagusnya, perayaan itu
juga dinilai dari rasa bersyukurnya Anda, juga melihat dari perasaan Anda soal
apa yang sudah Anda capai dalam hidupmu. Ukuran internal ini, justru jauh lebih
berharga dari ukuran eksternal untuk mengukur kualitas hidupmu.
Tahukah Anda, ada suatu penelitian yang ironis soal
ulang tahun ini. Sebuah penelitian pernah dilakukan, dimana orang diminta
menilai seberapa besar kira-kira level kegembiraan yang dirasakan orang yang
berulang tahun pada saat itu lantas seberapa besar yang sungguh dirasakan oleh
yang berulang tahun. Ternyata, rata-rata
yang menilai orang yang sedang berulang tahun menebak bahwa rasa gembira yang
dirasakan bagi yang berulang tahun adalah nilainya 8 atau 9. Tapi, dalam
kenyataannya, tatkala yang berulang tahun ditanyakan level kegembiraannya,
mereka mengatakan hanya di sekitar 5 hingga 7 saja. Ini menunjukkan bahwa orang
yang merayakan biasanya tidak seantusias dan segembira, orang disekelilingnya
yang mengucapkan selamat kepadanya. Sungguh ironis!
Tips penting soal merayakan
Mulai sekarang, bicara soal “celebration” atau
merayakan, ada baiknya kita belajar dari sebuah prinsip yang saya pelajari
yakni kata “CELEBRATION” itu sendiri.
Masing-masing kata itu merupakan singkatan dari filosofi yang bagus.
C,
cherish yakni meyayangi dan menghargai orang-orang yang disekitarmu, lebih
menyayangi diri kita. Nah, apakah yang kita lakukan untuk hal tersebut? Tantangannya,
bagaimana di hari yang berbagaia untuk kita itu, kita pun mencoba lebih
menyayangi serta “memeluk” erat orang-orang yang kita sayangi dan kita cintai?
Juga lebih menghargai diri kita sendiri?
E, Enthusism. Ingatlah, banyak orang yang hidupnya seperti
zombie, tidak punya ekspresi sama sekali. Bagaimanakah di hari yang penting
dalam kehidupan kita, justru kita bisa lebih ceria dan merasa lebih hidup? Bagaimanakah
caranya agar Anda lebih antusias lagi?
L, Live with Passion, hiduplah dengan penuh gairah.
Inilah semboyannya Anthony Robbins yang terkenal. Ingat kembali, ketika pertama
kali Anda memulai sesuatu, ketika pertama kali bekerja, menikah, melakukan atau
mengalami sesuatu? Bagaimanakah gairah Anda? Bagaimanakah Anda menemukan kembali
gairah itu di hari perayaan diri Anda ini?
E, excitement atau kegembiraan Anda. Ingatlah, ada
sebuah hukum pertumbuhan hidup (Law of Lifetime Growth) yang mengatakan “Jadikanlah
kegembiraan yang kamu rasakan, lebih besar daripada apa yang kamu kerjakan”.
Berapa level kegembiraanmu? Bagaimana kamu bisa meningkatkanya?
Belief, apa
yang kamu yakini? Apakah selama ini lebih banyak membatasi ataukah lebih banyak
memberdayakan kehidupanmu? Di saat usiamu makin bertambah dan peluang
kehidupanmu semakin pendek, terlalu sayang kalau hidup kita lebih banyak
dibatasi oleh keyakinan salah yang kini membatasi dirimu. Bagaimana
mendobraknya?
R, rejoice.
Ayo,tunjukkan sukacitamu, bergirang dan bersemangat! Ini adalah hari
yang terlalu penting, untuk bermurung durja dan berduka cita.
A, attitude dan action. Ingatlah pepatah, sikap kita akan menentukan ketinggian kita!
Apa sih masukan soal sikap negatif yang kamu pernah terima? Bagaimana Anda bisa
belajar mengubahnya?
T, time,
bagaimana kita akan melewatkan hari-hari kita beriktunya. Terutama soal
bagaimana Anda ingin memanfaatkan waktumu lebih efektif? Jangan-jangan waktumu
terlalu banyak habis untuk tontonan, game, aktivitas sepele, iseng yang
sebenarnya tidak punya nilai tambah. Ingat lho, kehidupan Anda yang sesungguhnya
sebenarnya bertambah pendek.
I, imagination yakni bagaimana kita membayangkan
hari-hari yang akan kita lewati berikutnya? Bagaimana Anda membangun keinginan
dan imaginasi soal apa yang kamu akan lakukan dan capai?
O, opportunity, ini bicara soal bagaimana kita melihat
kesempatan-kesempatan yang masih tersedia di depan kita? Seberapa keberanian
Anda untuk mau mengambil risiko dan melakukan sesuatu yang bisa mengembangkan
hidupmu?
Dan akhirnya, N, now, yakni bagaimana Anda belajar
hidup “kini dan disini”. Apakah Anda banyak menghabiskan waktu untuk menyesali
atau hanya bermimpi tentang sesuatu? Ataukah Anda mencoba melakukan sesuatu
serta mulai beljar lebih enjoy dengan hidup Anda?
Ayo rayakan ulang tahunmu. Tapi, lebih penting lagi,
rayakanlah hidupmu dengan lebih berarti!
Anthony Dio Martin. "Best EQ trainer
Indonesia", direktur HR Excellency, ahli psikologi, speaker, penulis
buku-buku best seller, host program Smart Emotion di radio SmartFM Jakarta. Twitter:
@anthony_dmartin dan fanpage: www.anthonydiomartin.com/go/facebook,
website: www.hrexcellency.com)
0 komentar:
Posting Komentar