Saya teringat ketika dulu saya sedang sakit dan terbaring di
RS, untuk mengisi waktu, iseng-seing saya mengambil remote control untuk melihat
berbagai tayangan TV yang tersedia. Akhirnya, pilihan saya jatuh pada fi lm
Courageous yang berkisah soal peran ayah di dalam rumah. Ada suatu adegan tak
terlupakan yang amat mengharukan dalam fi lm ini. Saat itu, dikisahkan soal
seorang ayah yang menolak untuk diajak berdansa oleh anaknya yang masih kecil,
lantaran ia merasa malu. Tanpa diduga, anaknya kemudian ditabrak mati oleh
pengendara mobil yang mabuk.
Smart Emotion RadioTalk
HR Excellency.
ELT,PLT Trainers Meet
MWS Indonesia.
with Abdul and the Coffee Theory
Seminar Kecerdasan Emosi bersama Suara Pembaruan.
Great Trainer in Action
ELT Certification Workshop.
Selasa, 24 Maret 2015
Sabtu, 14 Maret 2015
Paradok Masa Kini
Kita mempunyai gedung yang semakin tinggi, tapi kesabaran
yang semakin pendek.
Jalan yang semakin lebar, tapi sudut pandang yang semakin
sempit.
Semakin banyak membelanjakan, semakin sedikit yang kita
miliki.
Semakin banyak membeli, tapi semakin sedikit yang dinikmati.
Punya rumah yang semakin besar, tapi kehidupan rumah tangga
yang semakin terpencil.
Semakin banyak tersedia kesenangan, tetapi semakin sedikit
waktu untuk menikmatinya.
Semakin banyak pengetahuan, tapi semakin sedikit
kebijaksanaan.
Semakin banyak para ahli, tapi justru semakin banyak pula
masalah.
Rabu, 04 Maret 2015
“FUN LEADER, FUNTASTIC RESULT!” (Sometimes You Have Impact On Others Beyond Your Realization)
Terkadang, kamu
sebenarnya mempunyai “impact” (dampak) terhadap seseorang diluar
bayangan dirimu. Kadang kamu nggak sadar. Tapi percayalah, kamu sebenarnya
punya dampak! Contohnya
begini.
Kemarin
malam saya menghadiri acara peluncuran bukunya Mbak Vitayanti Wardoyo (biasanya
saya panggil Mbak Vita). Bukunya keren dan isinya juga keren (kalau nggak, saya
nggak akan kasih Kata Pengantar di bukunya…eh becanda!)
Nah,
di acara malam peluncuran buku yang dilakukan dengan meriah di Locanda Resto di
Gd.Panin Jakarta Pusat itu, selain saya juga ada 2 orang lagi yang diundang
jadi narasumber yang membahas buku tersebut. Ada saya. Terus selain saya,
ada rekan yang saya hanya dengar namanya dan kiprahnya yang sukses (tapi ngga
pernah bertemu), Coach Antonius Arief serta Pak Ahmad Pramana, Direktur Bank
Syarif (yang dulu pernah jadi pimpinannya Mbak Vita sewaktu di HSBC) dulu.
Minggu, 01 Maret 2015
Money Mastery
Uang adalah hamba yang baik tetapi tuan yang jahat. Itulah salah satu pepatah yang kita seringkali dengar. Dan baru-baru ini, saya berkesempatan untuk membaca kisah kehidupan mantan orang terkaya di Indonesia jaman penjajahan Belanda, seorang yang digelari Raja Gula Asia Tenggara yakni Oei Tiong Ham. Bayangkan, saking kayanya, rumahnya sendiri sekitar luasnya 9,2 hektar di daerah Semarang dengan sekitar 50 pelayan yang siap melayaninya. Dan ia sendiri mampu mengimpor mobil sementara orang Belanda saat itupun, tidak ada yang mampu membeli mobil-mobil mewah. Uang yang diwariskan ketika ia meninggal di tahun 1924 pun luar biaya yakni lebih dari 28 juta dollar AS! Itupun hanya uang, belum lagi terhitung aset tidak berjalannya. Namun, sayangnya ternyata uang itupun banyak meninggalkan masalah karena perebutan warisan dan ketidakbahagiaan terhadap pembagian warisannya. Dalam riwayatnya yang cukup tragis itulah, saya belajar bagaimana uang mampu membeli kebahagiaan tetapi bagaimana uangpun menjadi sumber malapetaka.
Bercermin dari
kisah tragisnya kehidupan Oei Tiong Ham
itulah, maka seyogyanya kita membicarakan soal 4 level kemampuan
seseorang dalam mendayagunakan uang semasa hidupnya. Inilah 4 level yang
seringkali disebut sebagai Money Mastery.
Langganan:
Postingan (Atom)