Kamis, 05 September 2013

Kisah Andie Mackie: Akhir Kehidupan Yang Berkesan!


Andy Mackie adalah salah seorang penyanyi music country. Dia menderita sakit yang parah. Setelah 9 kali operasi, dia nggak tahan lagi dengan 15 pengobatan yang dokter lakukan kepadanya. Dokter pun sudah memberikan vonis maut untuk  penyakitnya. Lantas, sesuatu yang luar biasa ia lakukan. Daripada membelanjakan uangnya untuk obat, akhirnya Andy si “manusia harmonica” ini membeli 300 harmonika untuk dibagikan. Dan sesuatu yang menarik pun terjadi. Andy tidak meninggal. Jadi, bulan berikutnya ia membeli lagi harmonika yang ia bagikan dari sekolah ke sekolah. 11 tahun ia lakukan dan ada sekitar 16,000 harmonika yang telah ia sumbangkan. Dan Anda tahu? Andy Mackie akhirnya meninggal di usia 73 tahun.

Sebuah pelajaran menarik dari orang yang mau meninggal dan sekarat, seperti si Andy Mackie ini. Pada detik-detik terakhir dalam hidupnya, justru ia memberikan hidup dan waktu serta “uang”-nya untuk orang lain. Tampaknya, itulah yang membuat Tuhan bermurah hati padanya pula dengan memberinya umur yang masih panjang. Tapi saya rasa, bukan itu point terpentingnya. Point terpentingnya adalah pada saat kita terpuruk, sakit dan bermasalah, seringkali kita jadi ‘menyendiri’, meratapi serta menangisi penderitaan kita. Kita ingin seluruh dunia meratapi kita. Tapi, yang paling luar biasa adalah mereka yang tetap tegak berdiri, tetap positif dan memberikan sisa-sisa energi terakhirnya untuk membantu, menolong dan memberikan “kepingan terakhir” dirinya bagi orang lain. Usia lanjut adalah bonus ektra dari Tuhan. Tetapi, kalaupun tidak mendapatkan bonus usia ekstra, Andy akan meninggal dengan bahagia, tatkala menyadari di akhir hidupnya, ia masih sempat membuat orang lain tersenyum dengan apa yang dimilikinya. Terus terang, inlah akhir kematian yang saya inginkan. Tidak dengan meratap melainkan dengan senyum, karena di saat-saat terakhir masih bisa membuat orang lain bisa tersenyum pula.

Salam Antusias!
-Anthony Dio Martin
www.hrexcellency.com
@anthony_dmartin


0 komentar:

Posting Komentar