Johan (25) adalah karyawan sukses
di sebuah perusahaan multinasional di negeri ini. Perjalanan karirnya tergolong
cepat. Di usia mudanya itu, ia telah jadi manager. Nyaris tiap tahun ia
dipromosikan. Banyak proyek yang sukses digarapnya. Atasannya pun seringkali
meminta advis dari dirinya. Dirinya tergolong aktif. Juga banyak memberikan,
sekaligus mengeksekusi ide-ide yang cemerlang. Hampir tiap tahun ia mendapatkan
plakat, “Best Employee of the year”.
Nah, masalah mulai muncul tatkala apa yang
terjadi dengan Johan, justru menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan
temen-teman kantor. Ada yang cukup pro dengan Johan dan menganggapnya layak
mendapatkan posisi itu. Tapi, ada pula yang melihat sikap manajemen yang
menyukai Johan itu, lantaran Johan dianggap “penjilat”. Padahal Johan sendiri
cukup netral. Ia harus banyak berurusan dengan top manajemen karena memang
kemampuannya dibutuhkan. Kubu pro dan kontra teradap Johanpun terjadi.
Begitulah, kasus semacam itu kerap
terjadi di perusahaan ataupun organisasi. Ketika seseorang berprestasi luar
biasa, berbagai pikiran akan muncul. Biasanya, kesuksesan itu dijadikan sebagai
cambuk dan sumber inpirasi. Namun, tak jarang, kesuksesan tersebut menjadi
sumber iri. Nah, bagaimanakah caranya agar kesuksesan karyawan di kantor justru
jadi bahan inspirasi, bukan sumber rasa iri. Berikut tipsnya!
Tips Mendapat Inspirasi Dari Karyawan Berprestasi
Pertama, belajar bangun mind set
positif terhadap orang sukses. Mind set adalah sudut pandangmu. Dan ingatlah,
sudut pandang ini akan menentukan sikap dan perilakumu terhadap seseorang. Jika
kamu memandang kesuksesan karir rekan dekatmu itu sebagai akibat menjilat,
menikam orang, maka kamupun cenderung akan menjauhi orang tersebut. Padahal,
tidak semua orang sukses selalu dengan menjilat, ada yang memang betul-betul
berprestasi bagus. Ingatlah, ketika kamu membangun mind set negatif, kamu
cenderung akan melihat sisi negatif orang tersebut dan jadi tidak belajar
apapun darinya.
Dua, lihat apa yang membuatnya
sukses. Lebih lanjut, belajarlah dari orang sukses di kantor itu. Apa yang
membuatnya lebih disukai, apa yang membuatnya lebih dipercaya? Apa bagian dari
rekan Anda yang sukses itu yang membuatnya lebih unggul daripada dirimu? Kalau perlu
jadikanlah orang itu sebagai model. Ya, memang kamu tidak perlu menjadi seratus
persen seperti dia, tapi pikirkanlah bagaiamana dirimu juga bisa belajar
hal-hal positif dari orang seperti itu. Ini sulit, khususnya apabila kamu sudah
terlanjur melihat sisi negative orang itu. Tapi percayalah, pasti ada
keunggulan pada orang itu yang bisa jadi bahan pembelajaran buatmu.
Tiga, menjadi iri hanya akan
menghabiskan energimu. Betul lho. Ketika menjadi iri, kamu menjadi lupa untuk
mengembangkan dirimu. Masalahnya, energimu dihabiskan untuk membicarakan,
menjatuhkan ataupun bahkan menghancurkan orang lain. Akibatnya, kamu sendiri
jadi lupa membangun kemampuan dan kapasitas dirimu. Saya jadi teringat sebuah kisah
tentang seorang atlit pelari remaja yang kalah bertanding. Lantas dengan
marah-marah ia pun ngomel dan merasa sangat kesal dengan saingannya, si juara
satu yang dianggap curang. Pelatihnya yang melihat reaksi si remaja itu, lalu
membawanya ke lapangan. Di lapangan itu, si pelari membuat suatu garis dan berkata,
“Nak, kalau ini adalah garis musuhmu
bagaimanakah, caramu membuat garis menjadi tampak lebih pendek”. Lalu si remaja itu dengan antusias, menghapus
sebagian besar garis itu dan berkata, “Lihat
Pak. Kalau dihapus sebagian, garis ini
akan lebih pendek”. Namun dengan luar biasa si pelatih itu lantas berkata, “Betul. Kamu bisa berusaha menghapus garis
musuhmu. Tapi, ada cara lainnya. Cara lainnya adalah dengan memperpanjang garis
lain yang merupakan garis dirimu. Perpanjanglah sehingga garis musuhmu menjadi
tidak ada lagi artinya”. Begitulah kita. Kita seringkali menjadi terlalu
sibuk menghancurkan garis musuh kita, sehingga lupa untuk memperpanjang garis
kita sendiri!
Empat, jadikanlah cambuk. Daripada
sibuk kasak kusuk mencari kelemahan serta membicarakan kelemahan serta
keburukan orang sukses itu, mendingan kamu jadikan sebagai “motivasi”mu untuk
sukses dan berhasil. Lepas dari kesuksesan orang itu “halal” ataukah tidak,
seharusnya tidak perlu jadi urusanmu. Tetapi, justru katakana pada dirimu, bahwa
kamu ingin jadikan kesuksesan orang itu sebagai cambuk bagi keberhasilanmu.
Jadikanlah kesuksesan orang itu sebagai sebuah komitmen dalam dirimu, agar kamu
bisa sukses bahkan lebih berhasil dibandingkan dia. Hal ini terjadi pada
seorang karyawati bank namanya Nat (Natalie). Tatkala ia bekerja di suatu bank,
ia sempat dikata-katai hal yang negatif oleh seorang seniornya yang sukses.
Senior itu sangat dipercaya dan disayang karena prestasi jualannya yang luar
biasa. Dua tahun bekerja disana, akhirnya Nat ditarik oleh bank lain. Di bank
baru itulah, dengan terus mengingat rekan seniornya yang sukses itu, Natalie
berjanji untuk sukses. Dan akhirnya benar, perjalanan karir Natalie sangat
bagus di bank baru itu. Bahkan ujung-ujungnya Natalie dipercaya memimpin cabang
utama bahkan prestasi bank yang dipimpin oleh Natalie mengalahkan bank yang
dulu ia pernah bekerja. Bahkan, yang lebih menarik lagi Natalie berkisah, “Yang mencengangkan. Suatu ketika, malah
saya didatangi kakak senior yang pernah melecehkan saya itu dan meminta supaya
dirinya bisa bekerja di cabang saya. Betul-betul saya tidak mengiranya! Namun
karena saya tahu keburukan karakternya, dengan halus saya menolak dia!”
Nah, dari berbagai tips diatas,
bagaimanakah pandangan kita tentang rekan atau teman kerja yang lebih sukses?
Apakah kita masih terus-menerus merasa iri, kasak-kusuk lantas terus
membicarakannya ataukah kita jadikan sebagai smber inspirasi kita untuk sukses?
Saran saya, mari kita menjadi terinspirasi bukan iri, dengan kesuksesan orang lain!
Anthony Dio
Martin
"Best
EQ trainer Indonesia", direktur HR Excellency, ahli psikologi, speaker,
penulis buku-buku best seller, host program Smart Emotion di radio SmartFM
Jakarta dan host di TV Excellent, kolomnis rubrik Spirit di harian Bisnis Indonesia.
Twitter: @anthony_dmartin dan fanpage: www.anthonydiomartin.com/go/facebook, website:
www.hrexcellency.com)
0 komentar:
Posting Komentar