Salah satu kasus KDRT yang baru-baru ini menarik perhatian
publik baru-baru ini adalah kasus dr Qory, seorang dokter yang melarikan diri
dari rumahnya di Bogor karena diduga mengalami KDRT dari suaminya, Willy. dr
Qory sempat dilaporkan hilang oleh suaminya di media sosial, namun kemudian
ditemukan oleh polisi di rumah aman Dinas Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan
Perempuan dan Anak (P2TP2A). Hasil visum menunjukkan bahwa dr Qory mengalami
luka-luka di beberapa bagian tubuhnya akibat kekerasan yang dilakukan oleh
suaminya. Polisi pun menetapkan Willy sebagai tersangka dan menahan dia di
Polres Bogor1.
Kasus dr Qory ini menunjukkan betapa serius dan berbahayanya dampak KDRT bagi korban. KDRT tidak hanya menimbulkan rasa sakit dan luka fisik, tetapi juga trauma, gangguan kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan lainnya. KDRT juga bisa menyebabkan kematian, baik akibat cedera parah maupun bunuh diri. KDRT juga bisa berdampak negatif bagi anak-anak yang menyaksikan atau mengalami kekerasan di rumah, seperti menurunnya prestasi belajar, perilaku agresif, atau gangguan perkembangan.
Lalu, apa yang menyebabkan seseorang melakukan KDRT? Menurut berbagai sumber, ada beberapa faktor yang bisa memicu KDRT, antara lain:
- Faktor individu, seperti rendahnya harga diri, gangguan psikologis, penyalahgunaan alkohol atau narkoba, atau pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.
- Faktor pasangan, seperti ketidakpuasan, perselingkuhan, pertengkaran, atau perbedaan pandangan.
- Faktor sosial budaya, seperti budaya patriarki, norma gender, atau tekanan sosial.
- Faktor ekonomi, seperti kemiskinan, pengangguran, atau ketergantungan finansial23.
Bagaimana cara mengantisipasi dan mengatasi KDRT? Berikut
ini adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan:
- Sadari bahwa KDRT adalah perbuatan yang salah dan tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun. Jangan menyalahkan diri sendiri atau memaklumi perilaku pelaku.
- Bicarakan baik-baik dengan pelaku dan sampaikan bahwa Anda tidak suka dengan perlakuannya. Jika perlu, minta bantuan orang lain yang bisa menjadi mediator, seperti keluarga, teman, atau konselor.
- Dokumentasikan setiap kekerasan yang terjadi, misalnya dengan mengambil foto, video, atau rekaman suara. Simpan bukti-bukti tersebut di tempat yang aman dan bisa diakses sewaktu-waktu.
- Jika kekerasan sudah berulang kali terjadi dan tidak ada perubahan, segera jauhi dan hindari pelaku. Siapkan tas yang berisi barang-barang penting, seperti kartu identitas, uang, obat-obatan, dan pakaian. Cari tempat yang aman untuk berlindung, misalnya rumah keluarga, teman, atau lembaga perlindungan.
- Laporkan kekerasan yang Anda alami kepada pihak berwenang, seperti polisi, pengadilan, atau P2TP2A. Mintalah bantuan hukum dan perlindungan sesuai dengan hak Anda sebagai korban. Jangan takut atau malu untuk melaporkan KDRT, karena itu adalah langkah penting untuk mendapatkan keadilan dan keselamatan.
Video ini merupakan bagian dari bahan radiotalk yang
dibicarakan di siaran "Smart Emotion" yang disiarkan di radio
SmartFM. Kali ini topiknya adalah tentang kekerasan dalam rumah tangga atau
KDRT.
Semoga bermanfaat dan membantu Anda untuk lebih waspada dan berani menghadapi KDRT. Jika Anda memiliki pertanyaan atau masukan lain, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih telah menonton video ini. Sampai jumpa di video selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar