Rabu, 06 April 2016

Rangkuman Smart Emotion Radiotalk, 05 April 2016


"Mengapa Karier Saya Mandeg?"
Smart Emotion Radiotalk, 05 April 2016
 
"Mengapa setelah sekian lama bekerja, saya merasa tidak menjadi apapun?
Mengapa karier saya gitu-gitu aja?"
Itulah pertanyaan yang sering muncul dari mereka yang telah meniti kariernya bertahun-tahun. Mereka merasa bahwa kariernya tidak mengalami kemajuan alias stagnan. Mau pindah, tidak gampang. Mau naik pun, tidak tahu kapan peluang itu tiba. Akhirnya orang yang demikian seolah-olah jadi stuck peluang kariernya. Lantas apa yang sebaiknya dilakukan dalam situasi seperti ini? Dalam Smart Emotion Radiotalk kita kali ini, Bp. Anthony Dio Martin akan mengajak Anda untuk merenung dan merefleksikan minimal 5 alasan mengapa karier Anda mandeg. Lantas apa saja langkah yang bisa Anda lakukan untuk menyelamatkan karier Anda?
 
Kisah Inspirasi…
“Kisah Pegawai Yang Iri”
Alkisah, ada seorang pegawai istana bernama Aram yang merasa bahwa sang raja pilih kasih. Ia bertanya mengapa temannya, Ryu lebih dipercaya untuk tugas-tugas kenegaraan, sementara ia hanya memegang beberapa pekerjaan internal di istana. Maka, suatu hari Raja memanggil si Aram dan si Ryu. Lalu, ia menugaskan mereka berdua pergi sehari untuk mencari tahu mengenai harga gandum. Aram pulang dengan kesimpulan laporannya, “Harga gandum sekarung saat ini rata-rata 5 keping emas, Baginda”. Sementara itu, Ryu akhirnya tiba lebih sore belakangan dan melaporkan, “Baginda. Ada beberapa tempat yang saya cek gandumnya. Gandum kualitas bagus dijual sampai 7 keping emas. Rata-rata sekitar 5 keping emas. Tapi harga gandum dari desa Utara dijual paling bagus harganya saat ini, kualitas bagus dengan 4 keping emas. Harga layak bagi rakyat sebenarnya 3 keping emas, itu sebabnya banyak raykat yang tidak lagi makan gandum tapi beralih ke jagung. Harga gandum jadi tinggi karena beberapa desa di Barat mengalami serangan hama. Akhirnya, kepada petani di Barat saya mengusulkan agar semua tanaman gandum yang telah kering karena hama dikumpulkan dan segera dibakar supaya hama-hamanya mati dan tidak menjalar ke desa lain”. Baginda tersenyum dan berkata pada Aram, “Lihatlah Aram, apakah kamu masih mengeluh mengapa saya lebih mempercayai Ryu untuk urusan istana dibandingkan kamu?” Aram merasa malu dan sejak itulah ia berusaha belajar dari Ryu.
 
Pelajaran Moral dari kisah di atas: terkadang kita merasa iri dan merasa lebih pantas untuk posisi dan karir yang lebih baik. Tapi jangan-jangan, selama ini sumber ketidakmajuan karir kita justru datang dari diri kita sendiri dan bukan karena atasan ataupun lingkungan. Jadi, kitalah penyebabnya. Apakah selama ini kita pernah menyalahkan diri kita atas karir kita yang mandeg?
 
Berbagai kisah email yang masuk, ada beberapa situsi yang dialami oleh mereka yang merasa karirnya stagnan, dan berikut pembahasannya:
 
Berbagai kisah email yang masuk:
(1)   Dari yang merasa karirnya stagnan sama sekali karena atasannya di atas nggak naik-naik!
“Pak. Saya sudah 7 tahun jadi asisten dan entah kapan saya diangkat. Tapi selama manager saya tidak naik, tampaknya saya nggak akan diangkat-angkat. Saya merasa tertahan di posisi ini. Sementara, atasan saya masih 5 tahun lagi baru pensiun. Apakah saya mesti menunggu selama itu?”
·         Yang perlu diingat: nggak mungkin menggantikan atasan sebelum si atasan hilang dari posisi itu: (1) karena naik, (2) karena pindah atau (3) kejadian tidak menyenangkan (meninggal, kecelakaan)
·         Prinsip main catur: “Kalau tidak bisa naik ke atas, kita sebenarnya bisa geser ke samping” (kalau terus-menerus merasa bosan dengan apa yang terjadi, kita bisa menambah pengetahun di bidang lain). Contoh: ada seorang trainer di agency, dia merasa stag di training lantas pindah jadi agent, sekarang malah sukses!
·         Bisa bicara dengan atasan soal kondisi ini
·         Bicara dengan atasan di atasnya lagi (bukan untuk menggeser atasan tapi siapa tahu justru dikasih tantangan yang lain). Mis: pernah ada staff yang datang dan bertanya, di bagian admin training, lantas saya pindah ke bgn logistic!
 
(2)   Dari yang merasa stagnan karena kerjaannya itu-itu saja:
“Salam antusias Pak Anthony. Kondisi kantor saya menyenangkan tetapi saya mulai bosan dengan pekerjaan saya yang itu-itu saja. Boleh dibilang 10 tahun terakhir ini, saya hanya memegang logistik barang. Kadang saya merasa iri dengan teman lain yang punya kesempatan traveling, belajar hal baru, bangun networking. Sementara, saya sendiri cenderung merasa jenuh dengan kerjaan begini-begini terus. Apakah sampai pensiun, saya harus mengerjakan urusan gudang begini?”
·         Beranilah berterus terang! Kadang orang pikir, kamu nggak ngomong karena dipikir kamu enjoy!
o   Kisah sayur yang tawar. Ada sepasang suami istri. Suatu hari si istri membuat sayur yang tawar. Lalu, istri bertanya apakah sayur tawar buatannya enak atau tidak, si suami bilang, ”Nggak apa-apa saya suka sayur yang tawar. Dan sejak itulah selama 30 tahun perkawinan, si istri selalu membuatkan sayuran tawar untuknya. Dan suatu hari di ultah perkawinan yang ke-30 dia bertanya, “Mas, saya salut karena dietmu makan sayur tawar”. Lalu si suaminya berkata, “Jeng, sebenarnya saya tidak suka sayuran tawar itu”.
·         Rumput tetanga selalu kelihatan lebih hijau, belum tentu kalau dijalankan akan menyenangkan
·         Tapi kalau mau pindah, pertanyaannya adalah apakah kita punya kompetens di bidang lain? Jangan-jangan kita hanya menggunakan kacamata kuda dalam kerjaan kita?
·         Kesimpulan: jangan-jangan, yang bikin stagnan adalah diri Anda sendiri yang tidak mau belajar bidang lain!
·         Iri tidak membantu, Anda harus kasih alasan buat manajemen kalau mau memindahkan Anda, kemana yang Anda punya kompetensi?
 
(3)   Dari merasa karirnya sudah menyentuh batas langit-langit karir:
“Pak Anthony saya bekerja di bisnis percetakan milik boss. Boleh dikatakan, saat ini adalah orang tertinggi di kantor saya. Tidak ada lagi di atas saya, kecuali boss. Saya bingung, sudah bertahun-tahun disini dan sudah jadi kepercayaan. Tapi saya sebenarnya jenuh dan merasa tidak berkembang lagi”
·         Kasus berat tapi juga menarik: mungkin kalau para fanatic kecerdasan financial akan menyarankan: udah bikin usaha aja!
·         Ini perlu dibicarakan dengan boss!
·         Masalah penting: justru karena sudah dipercaya, boss nggak ingin Anda pindah! Jadi: harus latih orang yang bisa membuat boss merasa nyaman!
·         Anda sendiri: harus datang dengan ide bisnis lain yang bisa mebuat boss merasa nyaman untuk pindahkan Anda!
·         Kasus: ada orang kepercayaan di bisnis leasing roda empat. Ia jadi orang tertinggi. Akhirnya, ia datang kepada boss dan minta untuk membangun divisi roda dua. Awalnya boss nggak mau karena pikir ribet. Tapi ia bisa yakinkan dan akhirnya sukses!
 
Jadi, kenapa karir orang bisa mandeg?
(1)   Dianggap sebagai deadwood (perusahaan pikir percuma orang ini tidak bisa kemana-mana lagi)
(2)   Tidak ada posisi ke atas yang tersedia (atasannya belum pindah, belum pensiun atau belum hilang)
(3)   Paling kompeten. Kalau dipindah justru akan bikin pusing. Jadi akhirnya terus dipertahankan disana.
(4)   Perusahaan lupa. Karena nggak pernah ngeluh dan kondisi fine-fine aja, sampai lupa ada And disana!
(5)   Ada alasan politis. Maybe kamu disana karena alasan tertentu dari manajemen: jadi mata-mata, mewakili manajemen!
 
Jadi, apa langkah kita kalau merasa mandeg?
(1)   Jangan buru-buru pindah dulu. Find out why you were kept on the same position!
(2)   Bicarakan perasaanmu kepada atasan. Cari waktu yang pas untuk mengatakan!
(3)   Bisa juga dibicarakan dengan atasan yang lebih di atasnya lagi. Karena mungkin atasan kita tidak bisa membantu, tapi yang di atasnya lagi justru bisa melihatnya!
(4)   Uji diri Anda sendiri! Jangan-jangan kamu nggak dipindahkan karena memang nggak kompeten di tempat lain atau tidak punya kompetensi yang lainnya.
(5)   Jangan-jangan kamu menjadi terlalu kuat diposisi itu dan tidak mau melatih. Di HRD Intel ada pertanyaan, “Kalau kamu pergi, kira-kira anak buah yang gantikan kamu akan melakukan pekerjaan yang lebih baik dari kamu nggak?” Kalau nggak maka artinya blum ada suksesor!
(6)   Kalau sudah dibicarakan, dan tampaknya memang tidak ada lagi kesempatan yang lebih baik untuk Anda, dan tidak akan tempat lagi yang lebih baik untuk berkembang:
“If you cannot move up, and you cannot move to the other side. Then it’s time to move out. But for that, you have to move on!”
 

0 komentar:

Posting Komentar