Puisi ini dibuat setelah saya menghadapi seorang
Ibu yang punya problem dengan anaknya yang tidak mau bersekolah. Anak ini
sebenarnya pandai tapi juga punya keingin tidak mau sekolah. Anak itu banyak
membaca tulisan-tulisan yang mengatakan, “Nggak
perlu sekolah untuk jadi orang sukses!”. Karena itulah, saya tergelitik
untuk menulis puisi ini. Saya membayangkan, kalau yang tidak mau bersekolah itu
adalah anak saya sendiri. Maka inilah komunikasi saya dengannya. Di satu sisi,
saya ingin mengatakan kepada si orang tuanya tersebut, “Berbahagialah karena anak ibu termasuk orang yang kritis!”
Sementara, banyak anak yang pergi kesekolah dan tidak pernah bertanya dan
bahkan juga tidak peduli dengan kehidupannya.
Smart Emotion RadioTalk
HR Excellency.
ELT,PLT Trainers Meet
MWS Indonesia.
with Abdul and the Coffee Theory
Seminar Kecerdasan Emosi bersama Suara Pembaruan.
Great Trainer in Action
ELT Certification Workshop.
Senin, 22 Desember 2014
Jumat, 12 Desember 2014
“KETIKA PEMAHAMAN MULAI DIPORAK-PORANDAKAN” (Trend Demistifikasi Tokoh Legenda, Superhero serta Tokoh Kitab Suci)
Ini lagi ngentrend rupanya! Holywood lagi hobi membuat film yang “mendemistifikasi”
para tokoh dan legenda!
Demistifikasi itu apa sih? Penjelasan sederhananya, demistifikasi
adalah berbagai upaya untuk menghilangkan sesuatu yang selama ini dianggap
mitos, legenda, dll.
Sebagai contoh, sejak kecil kita mengenal sosok superhero Superman,
manusa pembela kebenaran. Manusia baja yang tidak tembus peluru, bisa terbang
dan punya kemampuan melihat menembus sinar. Dalam film Superman Returns di
tahun 2006 digambarkan jalinan asmara Superman dengan Lois Lane yang ternyata
memberinya anak. Superman ternyata punya anak? Iya, itulah yang ditunjukkan di
film ini. Hasil perkawinan tanpa pernikahan, antara si alien “Superman” dengan
manusia bumi bernama Lois Lane.
Langganan:
Postingan (Atom)